Sabtu, 05 Januari 2013

Wind (3)


"Lara!" Ferlita pulang ke rumahnya dengan gembira.
Lara yang ada di dapur menoleh.
"Nona? Kau sudah pulang?"
"Ya! Dan kabar bagus! Aku mendapat pekerjaan di toko es krim!" lapor Ferlita girang.
Lara ikut tersenyum. "Kabar yang sangat bagus, Nona!"
Ferlita menengok ke dapur. "Kau memasak apa, Lara?" tanya Ferlita.
"Sayur bayam dan wortel. Mr.Roberts berbaik hati memberikan bayam dan wortel dari kebunnya," jawab Lara.
"Oh," Hanya itu yang Ferlita katakan.
Ia segera berbaring di tempat tidurnya. Hari ini, Ferlita merasa sangat bahagia. Namun..
Mungkin saja...
Dia tidak tahu, apa yang akan menimpanya kemudian....
***
Jam 2 pagi...
Hujan turun dengan deras. Petir menyambar-nyambar. Ferlita yang sedang tidur terbangun karenanya. Terdengar suara aneh di dapur.
"Suara apa itu?" gumam Ferlita heran.
Ferlita segera menyalakan lampu kamarnya. Matanya terbelalak melihat sesuatu yang JANGGAL di jendela kamarnya.
Di jendela kamarnya..
Terdapat sesuatu yang lengket, liat, dan berwarna merah... Juga sedikit lembek..
Ferlita mengetahui apa benda itu...
TANAH PEMAKAMAN!!
Ferlita meraba tanah pemakaman di jendelanya itu.
"Ba-Bagaimana bisa ada tanah pemakaman di jendela?!" tanya Ferlita kaget.
Jantungnya berdebar kencang...
Dan...
Pet!
Listrik mati. Kini, semua menjadi gelap, sunyi, dan... Mengerikan...
Yang terdengar cuma bunyi hujan.. Dan suara-suara aneh dari dapur. Apakah Lara tidak terbangun?
Itu yang ada di pikiran Ferlita sekarang.
"Aku harus keluar!" kata Ferlita.
Ferlita segera menyambar senter dan keluar dari kamarnya. Dengan takut-takut, ia berjalan ke kamar Lara. Ia mengetuk pintu kamar Lara.
"La-Lara? Apakah kau masih tidur?" tanya Ferlita dari luar.
Tidak ada sahutan... Yang ada malah..
Sebuah tangan keriput yang menyentuh bahu Ferlita!Ferlita terpaku. Dengan perasaan takut yang amat sangat, Ferlita menoleh. Seorang wanita! Wanita itu cuma mempunyai satu mata, dan kulitnya sobek disana sini. Ia juga mulai busuk!
"AAA!!!!" teriak Ferlita ketakutan.
Ferlita segera berlari ke pintu. Ia berusaha mencari kunci pintu rumah. Namun tak ditemukan.. Sementara wanita itu lama kelamaan semakin dekat dengan Ferlita..
"AA! PERGI DARIKU!!" jerit Ferlita sambil melempar sebuah kayu di jendela ke arah wanita itu.
Kayu itu mengenai kepala wanita itu. Dan yang mengerikan, kepalanya mulai terkelupas. Hingga terlihatlah tulang tengkoraknya. Ia jauh lebih menyeramkan dari pada tadi.
"AAA!!" Ferlita menjerit makin kencang.
Ia berlari pergi ke dapur. Disana, ia melihat Lara yang terbaring di dapur. Seluruh peralatan dapur sudah berserakan tak karuan.
"Lara?" panggil Ferlita.
Lara tak bergerak. Wajahnya tersembunyi karena ia terbaring dengan posisi tengkurap. Dengan hati-hati, Ferlita memalingkan wajah Lara.
Sungguh mengerikan!
Wajah Lara tergores dari atas sampai bawah. Dan salah satu bagian wajahnya, TIDAK ADA KULIT!!! Yang terlihat adalah dagingnya yang berwarna merah segar, dan tulang tengkorak yang terlihat sedikit.
"AAA!!!" jerit Ferlita.
Klontang! Klontang!
Terdengar suara wajan dan panci yang beradu. Ferlita menoleh.
Seorang lelaki!
Entah sejak kapan lelaki itu ada. Yang jelas, ia sangat MENYERAMKAN!
Kepalanya tinggal setengah, kakinya pun tinggal setengah, dan ia memegang sebuah pisau yang sangat besar. Ferlita menjerit semakin kencang. Ia melemparkan semua barang yang ada.
Pluk!
Ferlita melempar wajan dan mengenai kepala lelaki itu yang tinggal separuh. Dan kepala separuh itu sekarang putus! Lelaki itu tidak memiliki kepala lagi. Namun, ia mengayun-ayunkan pisaunya, melemparnya, sehingga mengenai Ferlita.
"AAAA!!!" teriak Ferlita begitu pisau itu mengenainya.
***
"Hah!" Ferlita terbangun dengan keringat mengucur di sekujur tubuhnya.
Ia melirik jam dinding. Sudah jam lima pagi. Ferlita meraba-raba tubuhnya sendiri. Tidak ada yang terluka. Lalu, Ferlita menoleh ke jendela. Bersih. Tidak ada tanah pemakaman seperti mimpinya.
Ya, mungkin saja semalam itu mimpi.
"Huft, mimpi yang sangat mengerikan," kata Ferlita ketakutan.
Terdengar suara orang menggoreng sesuatu dari dapur."Apakah itu Lara?" gumam Ferlita.
Dengan perlahan-lahan, Ferlita menuju dapur. Benar, itu Lara. Ia sedang menggoreng telur.
"Nona? Kau sudah bangun?" sapa Lara.
Ferlita mengangguk. Ia seakan tak percaya. Ferlita menatap sekeliling. Tidak ada yang aneh. Tidak ada barang berserakan, tidak ada darah, dan tidak ada wanita dan lelaki itu.
"Nona?"
"Y-Ya?!" tanya Ferlita kaget.
"Ada apa, Nona?" tanya Lara khawatir. "Wajahmu pucat, dan keringatmu mengalir deras,"
"T-Tidak ada apa-apa! Aku harus mandi sekarang! Kalau tidak, aku bisa terlambat!" ucap Ferlita buru-buru.
Ia segera mandi, dan memakai seragam pramusajinya. (atau apalah itu namanya). Ferlita duduk di kasurnya sambil menghela napas. Mimpinya itu terus terbayang di benaknya.
"AA!!" Terdengar jeritan Lara.
"Lara?!" seru Ferlita panik.
Ia segera berlari ke dapur.

Ada apa dengan Lara?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar