Sabtu, 05 Januari 2013

The Death School (1)


Semua pasti tahu, tujuan kita bersekolah adalah untuk menuntut ilmu. Tapi, bagaimana kalau murid-murid bersekolah cuma untuk BUNUH DIRI? Itu tidak masuk akal. Tapi memang itulah yang terjadi pada Blood Junior High School.

Sekolah asrama SMP ini besar, terkenal, kelam, dan... Penuh darah dan jeritan. Kepala sekolah SMP ini adalah Mr.Roghball. Dia juga pendiri sekolah ini. Mr.Roghball sepertinya sengaja mendirikan sekolah ini untuk murid-murid yang depresi.

Dia menyediakan beberapa ruang bunuh diri. Para murid yang ingin bunuh diri, bisa memilih dengan apa mereka bunuh diri. Menjatuhkan diri dari lantai teratas, gantung diri, menyilet tangan, tenggelam, atau minta dibunuh. Dengan cara ditusuk, ditembak, atau dicekik, atau pula diracuni.

Sekolah ini memang aneh. Dan orang tua-orang tua yang menyekolahkan anak mereka di sekolah ini lebih aneh lagi. Dan tidak waras. Menyekolahkan anaknya untuk bunuh diri? Tidak masuk akal. Beberapa dari orang tua itu tidak tahu. Mereka menyekolahkan anak mereka disini karena, SPP-nya murah, nemnya rendah, dan fasilitasnya lumayan memadai.

Ketika anak-anak mereka mati di sekolah, guru-guru memberi alasan. Ada yang bilang mereka bunuh diri sendiri, atau kecelakaan. Kebanyakan orang tua mempercayai hal ini, dan sebagian tidak. Namun, sulit untuk menuntut sekolah ini. Karena mereka tidak punya bukti. Dan mayat para anak mereka diberikan.

Tapi... Mereka salah! Itu bukan mayat anak-anak mereka. Itu cuma tiruan yang dibuat sangat mendetail sehingga bisa busuk layaknya mayat. Mayat-mayat murid yang asli, mereka SIMPAN di ruangan menuju ruang kepala sekolah, ruangan tersembunyi, dan ruangan aneh yang isinya tidak diketahui.

Mayat-mayat murid itu dibiarkan setengah busuk, baru diawetkan. Namun, tidak betul-betul di awetkan. Darah masih mengalir, dan bau busuk masih tercium. Pengawetan itu cuma bertujuan agar mayat murid-murid tidak hancur.

Kurasa, kita harus mulai ceritanya sekarang. Tentang seorang anak yang berhasil menghancurkan Blood Junior High School, sekolah terkutuk yang sangat kelam...

***
Miss Annie menyeret seorang murid perempuan. Gadis itu bernama Rozanne Willow. Kalian bisa memanggilnya, Rozanne. Dia berambut pirang kelabu dan bermata hijau. Miss Annie membuka pintu kelas 7-F. Di sana, murid-murid itu sedang menunggu gurunya datang. Murid-murid itu memandang Rozanne dengan tatapan aneh.

"Selamat pagi. Dia adalah murid baru di kelas kita. Perkenalkan dirimu," kata Miss Annie dingin dan singkat.

"Namaku Rozanne Willow! Kalian boleh panggil aku Rozanne, atau Roza, atau Anne. Aku pindahan dari Victorie Junior High.."

"Sudah cukup perkenalannya! Kau, duduk disamping Valencia Dorrenstone yang berambut hitam," potong Miss Annie.

"Baik.." jawab Rozanne.

Ia kesal karena omongannya dipotong guru barunya di sekolah barunya, Miss Annie. Ia segera duduk di samping Valencia.

"Hai!" sapa Rozanne.

Valencia cuma memandang Rozanne dingin, tidak membalas sapaannya. Rozanne bungkam.

"Kenapa sih, semua murid dan guru di sekolah ini?" batin Rozanne kesal.

Miss Annie mengajar dengan dingin, singkat, dan ketus. Suasana kelas pun hening dan dingin. Bel istirahat berbunyi. Semua murid segera keluar kelas.

"Huh, aku ingin pindah sekolah lagi," gerutu Rozanne pelan.

Seorang gadis berambut cokelat kemerahan tiba-tiba menepuk bahunya.

"Namaku Lily Turner," ucapnya.

"Oh, aku Rozanne," balas Rozanne sedikit gembira, karena ada murid yang mau menyapanya.

Ia dan Lily lalu pergi ke kantin. Makanannya sungguh buruk, sama dengan suasana kantin. Jorok, kotor, dan bau. Ditambah, banyak lalat.

"Ih, kotor banget," komentar Rozanne.

"Aku tahu, Rozanne. Aku juga benci makan disini," kata Lily.

"Aku enggak mau makan, deh," ujar Rozanne.

"Oh, ya sudah. Aku juga enggak,"

Rozanne dan Lily akhirnya pergi ke kelas.

"Kenapa sih, semua disini dingin?" tanya Rozanne.

Langkah Lily terhenti, lalu menghela napas.

"Aku menyesal telah bersekolah disini, Rozanne. Ada rahasia di sekolah ini," Perkataan Lily terhenti.
Karena ada ribut-ribut.

"Suara apa itu?!" tanya Rozanne panik.

"Ayo kita ke asal suara. Dan kau akan tahu, kenapa aku menyesal telah bersekolah disini," ajak Lily.
Rozanne mengikuti Lily.

***

Di asal suara, ternyata di sebuah ruangan. Rozanne sempat membaca plang namanya.
RUANGAN BUNUH DIRI.

"Apa!?" cetus Rozanne kaget.

Ia dan Lily masuk ke dalam ruangan itu. Disitu, adalah seorang lelaki berambut abu-abu dan bermata sendu. Tangannya diikat. Di belakangnya, ada guru-guru, beserta Mr.Roghball yang memegang pistol.

"Upacara bunuh diri dimulai!" seru salah satu guru.

Lelaki itu mulai bicara. "Aku Robby Cariesto. Bunuh diri karena depresi tidak pernah di perhatikan orang tuaku. Dan aku ingin aku dibunuh dengan cara ditembak, dan organ tubuhku silahkan kalian ambil dan awetkan," kata lelaki yang ternyata bernama Robby.

Suara gendang dibunyikan. Dan Mr.Roghball menembakkan pelatuk pistol ke jantung Robby.

Dor!

Mata Robby membelalak, lalu ia jatuh. Meninggal. Terdengar sorak sorai dari murid-murid. Mr.Roghball lalu mengeluarkan sebuah pisau tajam. Ia segera menusuk, dan merobet perut Robby. Lalu mengeluarkan organ tubuhnya. Jantung, hati, usus, ginjal...

"Kejam!" jerit Rozanne.

"Ini yang kami lakukan, hampir tiap hari. Atau tiap beberapa hari," kata Lily.

"Apakah... Semua murid mengalami hal ini?" tanya Rozanne tercekat.

Lily menggeleng. "Tidak semua, cuma yang berniat bunuh diri. Tapi, sekolah ini pasti akan memberi depresi berat pada murid-murid. Dan membuat mereka ingin bunuh diri," jelas Lily.

Rasanya, Rozanne hampir saja pingsan. Ia telah berada di sekolah terkutuk ini...

Blood Junior High School...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar