Disclaimer : Vocaloid by Yamaha and Crypton FM
Warning : GaJe, typo, de-el-el
- Normal PoV -
Rin berusaha menghilangkan rasa takutnya. Tenanglah, Rin! Mungkin tadi hanya kesalahan teknik atau kau yang berhalunisasi! Jangan takut! hardik Rin pada dirinya sendiri. Rin berusaha berpikir jernih. Karena mengantuk, tak lama kemudian ia hanyut dalam dunia mimpi...
"Rin! Rin! Bangun!" Neru mengguncang Rin.
"Aduh... Ada apa, sih?" tanya Miku, masih mengantuk.
"Kita sudah sampai bandara Hokkaido, tahu!"
"Apa?!" pekik Rin kaget, yang membuat Neru harus menutup telinganya kalau tak mau gendang telinganya pecah.
"Iya! Uh, ayo cepat!" kata Neru.
Rin mengangguk. Ia membuka sabuk pengaman yang entah mungkin dipasang Neru, lalu turun bersama Neru. Pramugari memberikan kopernya dan Neru.
"Lalu kita kemana, Neru?" tanya Rin seperti orang linglung.
"Jelas kita ke sekolah kita, lah!" jawab Neru.
"Naik apa?" tanya Rin lagi, kali ini seperti orang bodoh.
"Naik kapal! Ya naik transjakarta (wait, sejak kapan ada transjakarta di Jepang? -") Maksudku, bus," jawab Neru agak kesal.
Rin mengangguk-angguk ria. Setelah melalui berbagai macam pemeriksaan tidak jelas (Mikan digaplok -,-) Rin dan Neru diperbolehkan keluar bandara (Mikan belom pernah ke bandara, jadi nggak tau -,-)
"Naik bus apa, Neru?" tanya Rin lagi.
"Mm..." Neru merogoh sakunya. Sesaat kemudian, wajahnya menjadi panik. "Lho? Lho? Dimana?!" tanya Neru kaget.
"Apa, Neru?"
"Kertas letak dimana Kotatsu Gakuen! Ya ampun, pasti tadi terjatuh!" seru Neru panik.
"Terus, gimana dong?" Wajah Rin jadi memelas.
"Um... Kita tanya orang aja," usul Neru. Ia menoleh ke sekeliling. "Ah! Kita tanya gadis itu saja!" Neru menunjuk gadis berambut putih abu-abu (digaplok). Ia segera berlari menghampirinya. Rin mengikuti dari belakang.
"Permisi," kata Neru pelan.
Gadis itu menoleh. "Iya, ada apa?"
"Apa kau tahu dimana Kotatsu Gakuen? Dan harus naik apa untuk kesana?" tanya Neru sopan.
"Aha, kebetulan aku juga mau ke Kotatsu Gakuen! Bareng saja, yuk!" ajaknya.
"Baiklah," Neru tersenyum. "Aku Akita Neru, dan ini temanku, Kagamine Rin. Siapa namamu?"
"Namaku Yowane Haku," Haku mengulurkan tangannya ke Neru dan Rin. Neru membalas uluran tangan itu, bersama Rin yang masih agak linglung.
"Kalian berasal dari mana?" tanya Haku.
"Tokyo," jawab Rin.
"Oh..." angguk Haku. Sesekali ia memperhatikan jalan, menantikan bus. "Hei! Itu busnya!" seru Haku, saat sebuah bus berwarna merah kuning berhenti di depan mereka.
"Ayo, Rin!" Neru menarik tangan Rin, menyusul Haku yang sudah naik duluan ke bus itu.
Hari itu, bus tidak begitu penuh. Neru, Rin, dan Haku memilih duduk di barisan paling belakang. Rin yang biasanya mendengarkan musik, kini tidak melakukannya gara-gara insiden di pesawat tadi.
"Kamu sudah mendaftar di Kotatsu Gakuen ya, Haku?" tanya Neru memulai pembicaraan.
Haku mengangguk. "Iya. Aku sangat suka Kotatsu Gakuen. Makanya setelah lulus aku langsung mendaftar, dan diterima," jawabnya. "Kalau kalian?"
"Saat lulus, aku sedang melihat-lihat daftar SMA-SMA asrama yang bagus di Jepang. Aku dan Rin memang sangat menginginkan sekolah asrama. Lalu, kulihat Kotatsu Gakuen di internet. Aku dan Rin langsung jatuh hati melihat sekolahnya. Kami lalu mendaftar online, dan diterima," cerita Neru.
"Ohh..." Haku mengangguk-angguk, memperhatikan dua orang yang baru menjadi temannya itu. Atau malah sahabatnya? Entahlah.
"Kamu asli orang Hokkaido, Haku?" tanya Rin.
"Iya. Keluarga Yowane itu asli Hokkaido sejak dulu."
"Kalau begitu, kamu tahu keluarga Hatsune?"
"Tentu saja. Keluarga Hatsune itu teman baik keluarga Yowane."
"Kau kenal Hatsune Miku, kalau begitu?"
Wajah Haku memucat. Ia gemetar, terlihat jelas. "Err..." Haku menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tentu kenal, dia sahabatku, sampai..." Haku terdiam sesaat, lalu melanjutkan. "Saat lima tahun yang lalu, tepatnya saat aku kelas 5 SD, aku sudah akrab dengan Hatsune Mikuo. Lalu, Hatsune Miku yang dikatakan sepupu Mikuo datang. Kami langsung akrab pada saat itu. Tapi... Saat kelas 1 SMP, dia menghilang begitu saja. Entah kemana. Keluarga Hatsune dan Yowane sudah mencarinya ke seluruh penjuru Hokkaido, bahkan. Namun ia tak ditemukan."
Selesai Haku bercerita, wajah Neru dan Rin sudah pucat. Rin pucat bukan hanya cerita Haku, tapi... Suara musik tadi! Asalnya terdengar dari... Belakang? Rin langsung menoleh ke belakang.
"Kenapa, Rin?" tanya Neru dan Haku heran.
"Ng..." Rin hanya menggumam, ia melihat ke kaca jendela belakang bus. Dan betapa terkejutnya dia menemukan sosok Miku yang terseret-seret belakang bus. Wajahnya sudah sangat hancur.
"KYAAAAAA!" jerit Rin sontak, yang membuat Neru dan Haku, serta penumpang lain nyaris terlonjak kaget. "BERHENTI! ADA GADIS YANG TERSERET DI BELAKANG BUS!" teriak Rin.
Bus berhenti mendadak. Rin langsung berlari keluar, mengecek bagian belakang bus. Neru dan Haku menyusul Rin. Rin terhenyak. Tidak ada apapun di belakang bus. Tidak ada Miku. Tidak ada darah. Tidak ada gadis yang terseret. Lalu, yang tadi itu apa?
"Ada apa, Rin? Kenapa kau menjerit begitu?" tanya Neru cemas, ketika menyusul Rin ke belakang bus.
Rin hanya menggeleng. Ia menunjuk belakang bus. "Tadi... Tadi kulihat ada gadis terseret di belakang mobil ini..."
"Mana, Rin?" Haku melongok ke kolong bus. "Tidak ada apapun."
"Tapi, tadi..."
"Mungkin kau berhalunisasi, ya? Sejak di pesawat kau jadi aneh!" komentar Neru.
"A-Aku serius!" bantah Rin.
"HEI! Cepat naik!" bentak sopir bus.
Rin, Neru, dan Haku terlonjak kaget. Cepat-cepat mereka masuk ke dalam bus. Beberapa orang menatap mereka dengan tatapan mengejek. Ketiga gadis itu cepat-cepat duduk di kursi mereka semula.
"Nah teman-teman, ini dia Kotatsu Gakuen!" kata Haku, sembari turun dari bus bersama Neru dan Rin.
Tidak ada yang dikatakan Akita Neru ataupun Kagamine Rin, karena mereka sedang mengagumi bangunan megah Kotatsu Gakuen. Tamannya sangat luas dan indah. Bangunannya juga besar, megah, dan terlihat seperti bangunan kelas atas.
"Ini... Keren..." komentar Neru kagum.
"Hei kalian, jangan seperti orang linglung! Kita harus cepat! Ayo!" ajak Haku.
~~~SKIP, langsung aja ke bagian kelas - nggak pernah sekolah (digaplok -,-)
"Wah, jadi ini kelasnya, ya..." kata Neru.
"Untung kita sekelas, Neru!" Rin memeluk Neru sambil menjerit bahagia.
"Uuh... Lepaskan aku, Rin! Kau membuat aku malu saja!" gerutu Neru.
Haku yang melihat pertengkaran kecil Neru dan Rin hanya tertawa. "Hihihi, kalian lucu, deh. Kita cari tempat duduk, yuk."
Neru dan Rin segera menghentikan pertengkaran kecil mereka. Kedua gadis ini mengikuti Haku yang mencari tempat duduk.
"Ehm, disini kosong, nih," ujar Haku, menunjuk deretan tiga kursi dan meja yang memanjang ke depan.
"Kyaaa! Aku di tengah, ya!" seru Rin, segera duduk di kursi paling tengah.
"Aku depan," kata Haku.
Yang tersisa untuk Neru adalah kursi belakang. Untungnya bukan paling belakang, kedua dari belakang. Di belakangnya sudah terisi. Dengan bersungut-sungut, Neru meletakkan tasnya di kursi.
"Yee, aku di tengah. Hihi, Neru di belakang," Rin menunjuk-nunjuk Neru.
"Biar!"
Rin hanya cengar-cengir saja. Matanya mulai melihat-lihat kelas barunya, kelas 1-3. Neru menghela napas.
"Hei."
Neru menoleh ke belakang. Di belakang, duduk seorang gadis berambut hijau pendek. "Salam kenal, namaku Gumi," Gumi mengulurkan tangannya.
"Eh, oh, aku Akita Neru," Neru menyambut uluran tangan Gumi.
"Kamu dari SMP mana?" tanya Gumi.
"Sakura Gakuen, Tokyo," jawab Neru.
"Wah! Kamu dari Tokyo! Kenapa pindah ke Hokkaido?" tanya Gumi penasaran.
"Umm... Tertarik aja," jawab Neru sekenanya. Sebelum berbalik, Neru sempat melihat mata Gumi. Matanya cukup bagus, dan terpantul bayangan-bayangan yang ia lihat. Eh, siapa itu di bayangan mata Gumi? Seorang gadis berambut teal dan dimodel twintails.
Miku?
"Ehm, Gumi, siapa itu di matamu?" tanya Neru agak konyol.
"Dimataku?"
"Iya. Apa yang kau lihat," jelas Neru.
"Ruang kelas, kamu, lalu disampingmu gadis berambut teal dimodel twintails. Di depan gadis berambut honey blonde, lalu..." Gumi terus berceloteh. Neru terhenyak. Jelas-jelas tidak ada seorangpun disampingnya. Lalu, kenapa Gumi melihat ada gadis berambut teal dan dimodel twintails disampingnya?
#Bersambung
Warning : GaJe, typo, de-el-el
- Normal PoV -
Rin berusaha menghilangkan rasa takutnya. Tenanglah, Rin! Mungkin tadi hanya kesalahan teknik atau kau yang berhalunisasi! Jangan takut! hardik Rin pada dirinya sendiri. Rin berusaha berpikir jernih. Karena mengantuk, tak lama kemudian ia hanyut dalam dunia mimpi...
"Rin! Rin! Bangun!" Neru mengguncang Rin.
"Aduh... Ada apa, sih?" tanya Miku, masih mengantuk.
"Kita sudah sampai bandara Hokkaido, tahu!"
"Apa?!" pekik Rin kaget, yang membuat Neru harus menutup telinganya kalau tak mau gendang telinganya pecah.
"Iya! Uh, ayo cepat!" kata Neru.
Rin mengangguk. Ia membuka sabuk pengaman yang entah mungkin dipasang Neru, lalu turun bersama Neru. Pramugari memberikan kopernya dan Neru.
"Lalu kita kemana, Neru?" tanya Rin seperti orang linglung.
"Jelas kita ke sekolah kita, lah!" jawab Neru.
"Naik apa?" tanya Rin lagi, kali ini seperti orang bodoh.
"Naik kapal! Ya naik transjakarta (wait, sejak kapan ada transjakarta di Jepang? -") Maksudku, bus," jawab Neru agak kesal.
Rin mengangguk-angguk ria. Setelah melalui berbagai macam pemeriksaan tidak jelas (Mikan digaplok -,-) Rin dan Neru diperbolehkan keluar bandara (Mikan belom pernah ke bandara, jadi nggak tau -,-)
"Naik bus apa, Neru?" tanya Rin lagi.
"Mm..." Neru merogoh sakunya. Sesaat kemudian, wajahnya menjadi panik. "Lho? Lho? Dimana?!" tanya Neru kaget.
"Apa, Neru?"
"Kertas letak dimana Kotatsu Gakuen! Ya ampun, pasti tadi terjatuh!" seru Neru panik.
"Terus, gimana dong?" Wajah Rin jadi memelas.
"Um... Kita tanya orang aja," usul Neru. Ia menoleh ke sekeliling. "Ah! Kita tanya gadis itu saja!" Neru menunjuk gadis berambut putih abu-abu (digaplok). Ia segera berlari menghampirinya. Rin mengikuti dari belakang.
"Permisi," kata Neru pelan.
Gadis itu menoleh. "Iya, ada apa?"
"Apa kau tahu dimana Kotatsu Gakuen? Dan harus naik apa untuk kesana?" tanya Neru sopan.
"Aha, kebetulan aku juga mau ke Kotatsu Gakuen! Bareng saja, yuk!" ajaknya.
"Baiklah," Neru tersenyum. "Aku Akita Neru, dan ini temanku, Kagamine Rin. Siapa namamu?"
"Namaku Yowane Haku," Haku mengulurkan tangannya ke Neru dan Rin. Neru membalas uluran tangan itu, bersama Rin yang masih agak linglung.
"Kalian berasal dari mana?" tanya Haku.
"Tokyo," jawab Rin.
"Oh..." angguk Haku. Sesekali ia memperhatikan jalan, menantikan bus. "Hei! Itu busnya!" seru Haku, saat sebuah bus berwarna merah kuning berhenti di depan mereka.
"Ayo, Rin!" Neru menarik tangan Rin, menyusul Haku yang sudah naik duluan ke bus itu.
Hari itu, bus tidak begitu penuh. Neru, Rin, dan Haku memilih duduk di barisan paling belakang. Rin yang biasanya mendengarkan musik, kini tidak melakukannya gara-gara insiden di pesawat tadi.
"Kamu sudah mendaftar di Kotatsu Gakuen ya, Haku?" tanya Neru memulai pembicaraan.
Haku mengangguk. "Iya. Aku sangat suka Kotatsu Gakuen. Makanya setelah lulus aku langsung mendaftar, dan diterima," jawabnya. "Kalau kalian?"
"Saat lulus, aku sedang melihat-lihat daftar SMA-SMA asrama yang bagus di Jepang. Aku dan Rin memang sangat menginginkan sekolah asrama. Lalu, kulihat Kotatsu Gakuen di internet. Aku dan Rin langsung jatuh hati melihat sekolahnya. Kami lalu mendaftar online, dan diterima," cerita Neru.
"Ohh..." Haku mengangguk-angguk, memperhatikan dua orang yang baru menjadi temannya itu. Atau malah sahabatnya? Entahlah.
"Kamu asli orang Hokkaido, Haku?" tanya Rin.
"Iya. Keluarga Yowane itu asli Hokkaido sejak dulu."
"Kalau begitu, kamu tahu keluarga Hatsune?"
"Tentu saja. Keluarga Hatsune itu teman baik keluarga Yowane."
"Kau kenal Hatsune Miku, kalau begitu?"
Wajah Haku memucat. Ia gemetar, terlihat jelas. "Err..." Haku menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tentu kenal, dia sahabatku, sampai..." Haku terdiam sesaat, lalu melanjutkan. "Saat lima tahun yang lalu, tepatnya saat aku kelas 5 SD, aku sudah akrab dengan Hatsune Mikuo. Lalu, Hatsune Miku yang dikatakan sepupu Mikuo datang. Kami langsung akrab pada saat itu. Tapi... Saat kelas 1 SMP, dia menghilang begitu saja. Entah kemana. Keluarga Hatsune dan Yowane sudah mencarinya ke seluruh penjuru Hokkaido, bahkan. Namun ia tak ditemukan."
Selesai Haku bercerita, wajah Neru dan Rin sudah pucat. Rin pucat bukan hanya cerita Haku, tapi... Suara musik tadi! Asalnya terdengar dari... Belakang? Rin langsung menoleh ke belakang.
"Kenapa, Rin?" tanya Neru dan Haku heran.
"Ng..." Rin hanya menggumam, ia melihat ke kaca jendela belakang bus. Dan betapa terkejutnya dia menemukan sosok Miku yang terseret-seret belakang bus. Wajahnya sudah sangat hancur.
"KYAAAAAA!" jerit Rin sontak, yang membuat Neru dan Haku, serta penumpang lain nyaris terlonjak kaget. "BERHENTI! ADA GADIS YANG TERSERET DI BELAKANG BUS!" teriak Rin.
Bus berhenti mendadak. Rin langsung berlari keluar, mengecek bagian belakang bus. Neru dan Haku menyusul Rin. Rin terhenyak. Tidak ada apapun di belakang bus. Tidak ada Miku. Tidak ada darah. Tidak ada gadis yang terseret. Lalu, yang tadi itu apa?
"Ada apa, Rin? Kenapa kau menjerit begitu?" tanya Neru cemas, ketika menyusul Rin ke belakang bus.
Rin hanya menggeleng. Ia menunjuk belakang bus. "Tadi... Tadi kulihat ada gadis terseret di belakang mobil ini..."
"Mana, Rin?" Haku melongok ke kolong bus. "Tidak ada apapun."
"Tapi, tadi..."
"Mungkin kau berhalunisasi, ya? Sejak di pesawat kau jadi aneh!" komentar Neru.
"A-Aku serius!" bantah Rin.
"HEI! Cepat naik!" bentak sopir bus.
Rin, Neru, dan Haku terlonjak kaget. Cepat-cepat mereka masuk ke dalam bus. Beberapa orang menatap mereka dengan tatapan mengejek. Ketiga gadis itu cepat-cepat duduk di kursi mereka semula.
"Nah teman-teman, ini dia Kotatsu Gakuen!" kata Haku, sembari turun dari bus bersama Neru dan Rin.
Tidak ada yang dikatakan Akita Neru ataupun Kagamine Rin, karena mereka sedang mengagumi bangunan megah Kotatsu Gakuen. Tamannya sangat luas dan indah. Bangunannya juga besar, megah, dan terlihat seperti bangunan kelas atas.
"Ini... Keren..." komentar Neru kagum.
"Hei kalian, jangan seperti orang linglung! Kita harus cepat! Ayo!" ajak Haku.
~~~SKIP, langsung aja ke bagian kelas - nggak pernah sekolah (digaplok -,-)
"Wah, jadi ini kelasnya, ya..." kata Neru.
"Untung kita sekelas, Neru!" Rin memeluk Neru sambil menjerit bahagia.
"Uuh... Lepaskan aku, Rin! Kau membuat aku malu saja!" gerutu Neru.
Haku yang melihat pertengkaran kecil Neru dan Rin hanya tertawa. "Hihihi, kalian lucu, deh. Kita cari tempat duduk, yuk."
Neru dan Rin segera menghentikan pertengkaran kecil mereka. Kedua gadis ini mengikuti Haku yang mencari tempat duduk.
"Ehm, disini kosong, nih," ujar Haku, menunjuk deretan tiga kursi dan meja yang memanjang ke depan.
"Kyaaa! Aku di tengah, ya!" seru Rin, segera duduk di kursi paling tengah.
"Aku depan," kata Haku.
Yang tersisa untuk Neru adalah kursi belakang. Untungnya bukan paling belakang, kedua dari belakang. Di belakangnya sudah terisi. Dengan bersungut-sungut, Neru meletakkan tasnya di kursi.
"Yee, aku di tengah. Hihi, Neru di belakang," Rin menunjuk-nunjuk Neru.
"Biar!"
Rin hanya cengar-cengir saja. Matanya mulai melihat-lihat kelas barunya, kelas 1-3. Neru menghela napas.
"Hei."
Neru menoleh ke belakang. Di belakang, duduk seorang gadis berambut hijau pendek. "Salam kenal, namaku Gumi," Gumi mengulurkan tangannya.
"Eh, oh, aku Akita Neru," Neru menyambut uluran tangan Gumi.
"Kamu dari SMP mana?" tanya Gumi.
"Sakura Gakuen, Tokyo," jawab Neru.
"Wah! Kamu dari Tokyo! Kenapa pindah ke Hokkaido?" tanya Gumi penasaran.
"Umm... Tertarik aja," jawab Neru sekenanya. Sebelum berbalik, Neru sempat melihat mata Gumi. Matanya cukup bagus, dan terpantul bayangan-bayangan yang ia lihat. Eh, siapa itu di bayangan mata Gumi? Seorang gadis berambut teal dan dimodel twintails.
Miku?
"Ehm, Gumi, siapa itu di matamu?" tanya Neru agak konyol.
"Dimataku?"
"Iya. Apa yang kau lihat," jelas Neru.
"Ruang kelas, kamu, lalu disampingmu gadis berambut teal dimodel twintails. Di depan gadis berambut honey blonde, lalu..." Gumi terus berceloteh. Neru terhenyak. Jelas-jelas tidak ada seorangpun disampingnya. Lalu, kenapa Gumi melihat ada gadis berambut teal dan dimodel twintails disampingnya?
#Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar