Rabu, 27 Maret 2013
Welcome to Nightmare Camp! (1)
"Anak-anak, pada hari Jum'at minggu depan, akan di adakan acara berkemah sampai hari Minggu di Strought Forest. Di harapkan semua murid bisa ikut. Pengumuman lain nanti akan di sampaikan lebih jelas." kata Miss Elisa, kakak pembina pramuka, pada dua tahun yang lalu.
Anak-anak pramuka bersorak gembira. Begitu pula dengan aku. Cathryn Ceremony. Aku sangat suka berkemah! Sudah berkali-kali aku ikut berkemah. Namun, perkemahan kali ini betul-betul luar biasa. Perkemahan ini bukan hanya seru. Tapi, menyeramkan, menegangkan, dan mengubah hidupku.
Membuat hidupku menjadi sangat menderita... Apakah kalian mau mendengar ceritaku?
Baiklah, kita mulai ceritanya dari sekarang...
***
Hari ini adalah hari Jum'at. Di sekolahku, Topaz Elementary School, setiap hari Jum'at selalu ada ekskul pramuka.
Menyenangkan!
Aku suka sekali pramuka. Dari kelas satu, sampai sekarang, kelas 6. Menurutku, setiap kegiatan pramuka itu selalu asyik. Termasuk...
Berkemah!
Ya, hal ini sangat ku nantikan dalam pramuka. Di sekolahku sih, biasanya berkemah dalam pramuka di adakan setiap 6 bulan sekali.
Dan sekarang, aku sedang menanti-nanti kapan saatnya berkemah lagi. Soalnya kan, sudah hampir 6 bulan sejak perkemahan terakhir.
Semoga saja, sebentar lagi! Ya, semoga saja. Sekarang, masih pelajaran kedua di hari Jum'at. Alias pelajaran Sains. Setelah pelajaran sains, istirahat, lalu pramuka!
"Jadi, untuk pe-er, halaman 91-93 bagian 1 sampai bagian 3," Mrs.White - guru sains - menutup pelajaran.
Mrs.White lalu mengemasi barangnya dan keluar kelas, bersamaan dengan bel istirahat yang berbunyi. Murid-murid bersorak gembira, lalu pergi ke luar kelas.
Alice, sahabatku, menggandeng tanganku. "Kita ke kantin yuk, Cath." ajaknya.
"Ayo! Bekalku juga sudah habis," aku menerima ajakannya pergi ke kantin.
Kami lalu berjalan ke kantin, dan membeli makanan.
"Kau beli apa?" tanya Alice.
"Hm... Aku bingung mau beli apa..." jawabku bingung.
"Mie instan aja, sama kayak aku," usul Alice.
"Ya deh, mie instan kuah," pesanku kepada penjaga kantin sambil memberikan sejumlah uang yang pas sesuai harga pesananku.
Tak lama kemudian, makan pesanan kami sudah matang. Alias, mie instan. Praktis. Alice langsung memakannya dengan lahap. Saking lahapnya, sampai menimbulkan bunyi berdecak saat ia makan.
"Jangan makan sambil berdecak, ah," tegurku.
"Maaf. Soalnya, mie instannya enak, sih," ujar Alice sambil tetap memakan mie instannya.
Aku geleng-geleng kepala melihat tingkat Alice. Dengan cepat, aku menghabiskan mie instanku. Itu karena, sebentar lagi jam istirahat akan habis. Aku segera mengembalikan mangkuknya bersama dengan Alice, lalu berlari ke kelas untuk mengambil topi serta tongkat.
***
"Anak-anak, pada hari Jum'at minggu depan, akan di adakan acara berkemah sampai hari Minggu di Strought Forest. Di harapkan semua murid bisa ikut. Pengumuman lain nanti akan di sampaikan lebih jelas." kata Miss Elisa, kakak pembina pramuka.
Aku dan Alice bersorak gembira.
"Yey!! Berkemah!" sorak kami berdua riang.
"Yah, berkemah," keluh Callista, ia memang tidak suka berkemah.
"Memangnya kenapa? Berkemah kan, seru." tanyaku heran pada Callista.
"Itu sih, menurutmu. Pokoknya, aku nggak suka berkemah." jawab Callista.
Aku cuma mengangguk saja. Itu kan, hak dia juga, sih. Mau suka berkemah atau enggak. Ah, kenapa aku jadi ngomongin Callista, ya? Yang pasti, sekarang aku sangat senang karena akan berkemah!
"Cath, Cath, lihat, deh. Itu siapa, ya?" tanya Alice sambil menunjuk seseorang.
Aku memicingkan mataku untuk melihat siapa yang di tunjuk Alice. Seorang gadis dewasa berambut pirang acak-acakan, ia duduk di kursi roda. Matanya yang hijau tampak sendu.
"Iya ya. Itu siapa?" Aku ikut bingung.
"Ngomongin siapa, sih?" Tiba-tiba, Jessica ikut-ikutan.
"Itu, lho. Cewek berkursi roda yang ada di situ," jawabku sambil menunjuk gadis itu.
Jessica mengernyit. "Cewek? Berkursi roda? Mana? Enggak ada cewek berkursi roda."
"Hah?" Aku langsung beralih lagi ke tempat gadis berkursi roda itu.
Tidak ada orang di sana. Aku tercengang. Alice juga tercengang sepertiku. Siapa gadis itu? Mengapa ia hilang begitu saja?
#Bersambung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar