Kamis, 28 Maret 2013

Welcome to Nightmare Camp! (3)


Aku terkejut. Lalu menoleh ke samping. Tidak ada siapapun. Semua teman-temanku sekarang sedang berada di depanku. Siapa suara tadi?
"Hei, Cathryn!" Alice mengguncangkan pundakku lagi.
"Aduh.. Apa sih?" tanyaku.
"Kau bengong terus! Jelaskan! Tadi ada apa, sih? Siapa perempuan maksudmu? Kejadiannya bagaimana?" tanya Alice bertubi-tubi.
"Iya! Aku penasaran!" tambah Jessica.
Aku terdiam cukup lama. Aku ingin bicara, namun mulutku seakan terkunci. Miss Elisa tiba-tiba muncul.
"Berbarislah sekarang. Kita akan segera berangkat," kata Miss Elisa.
"Siap, Miss!" Jessica memberi hormat.
"Nanti saja deh, kau ceritakan. Ya?" kata Alice.
Aku mengangguk. Jessica segera memimpin regu kami untuk berbaris. Bersama regu lain, kami berjalan menuju Strought Forest. Jangan salah, ya! Strough Forest jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Walaupun lumayan jauh.

***

Strought Forest

Strought Forest sudah terlihat di depan mata kami. Strought Forest dipenuhi berbagai macam tumbuhan aneh, dan pohon-pohon besar. Kata orang-orang, jika masuk ke dalam Strough Forest terlalu dalam, maka tak akan bisa keluar lagi.
Banyak yang mencoba membuktikan mitos ini. Benar. Dari entah sekian ratus orang yang mencoba masuk begitu dalam ke Strought Forest, tak ada yang kembali. Seolah-olah hilang ditelan bumi.
"Ahh! Udara yang segar!" seru Jessica gembira. Ia memang senang sekali dengan udara segar.
Rombongan pramuka berhenti di tempat biasa kami berkemah. Ada sungai di situ.
"Sekarang, duduk!" perintah Caldren Cone, kakak pembina yang lain.
Kami langsung duduk melepas rasa lelah setelah sekian jauhnya berjalan. Rumput yang basah terasa tak asing lagi di tanganku.
"Cathryn," bisik Alice yang duduk di depanku sesuai barisan. "Bisa kau ceritakan sekarang soal tadi?"
Aku baru saja akan menjawab, saat Caldren menghardik kami. "Jangan mengobrol!" hardik Caldren.
"Nanti saja," bisikku.
Caldren Cone adalah kakak pembina paling galak yang pernah kukenal. Sekaligus menyebalkan. Caldren segera memerintahkan regu-regu untuk mendirikan tenda. Tanpa bicara, kami langsung mendirikan tenda. Setelah mendirikan tenda, Caldren menyuruh kami berkumpul.
"Sekarang, kita akan berkeliling Strough Forest," kata Caldren.
"Yahh, nggak seru," celetukku tanpa sadar.
Caldren menatapku kaget. Kemudian tersenyum misterius. "Memang tidak seru. Nanti malam, kalian akan melakukan yang lebih seru lagi."
Aku mengernyit heran. Begitu pula anggota regu lainnya. Tapi, karena perkataan Caldren itu, kami jadi menikmati berkeliling di Strought Forest.
Malam tiba. Caldren, Elisa, dan beberapa kakak pembina lain mengumpulkan kami.
"Sekarang, kalian akan melakukan sesuatu yang sangat seru," kata Caldren sambil tersenyum misterius.
Seluruh anggota pramuka tampak sangat menanti perkataan Caldren selanjutnya.
"Sekarang, berbaris dan masuk ke hutan. Kita adakan penjelajahan hutan lagi," lanjut Caldren.
Semua langsung mendesah kecewa. Begitu pula aku dan Alice.
Mau tak mau, kami langsung berjalan untuk menjelajah hutan kembali. Caldren dan Elisa yang memimpin. Tiba-tiba saja, mereka berhenti, lalu berbalik.
"Sekarang, saat yang seru itu benar-benar dimulai," kata Caldren pelan. Ia menyeringai menyeramkan. "Kita akan mencoba membuktikan mitos legendaris itu."

#Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar