Senin, 30 Juli 2012

Ke Kebun Binatang (2)

Huh, aku masih kesal pada Alice. Tapi, lupakan!
*****
Hari yg ditunggu tiba, aku sudah bersiap-siap. Karena ini ke Zoo, aku memakai pakaian santai. Kaos biru bertuliskan 'Diary of DEATH'. Nggak nyambung sama sekali, biarin deh. Celana panjang warna coklat, jaket kesayanganku, topi, dan nggak lupa. Kamera. Oh ya, sepatu! Aku hampir lupa, kalau Angelie gak bilangin. Hah, udahlah.
Di sekolah, udah rame. Ada beberapa mobil bus.
"Loony! Kamu cool banget!" puji Alice menghampiriku.
"Eh? Hei, jangan bilang ini buat permintaan maafmu kemarin," kataku.
Alice nyengir. "Tau aja, pikiranku. Ya, maaf deh kemarin. Aku memang ngelantur kemarin,"
Aku hanya mengangguk. "Eh, tapi, kamu masih mau ketemu Jerry?" tanya Alice dengan nada yg aneh.
Uuh, aku sudah tau maksud Alice. "Entahlah, aku tak peduli,"
Alice tersenyum. "Itu Jerry,"
"Aku tak peduli," jawabku cuek.
Alice menyerah meledekku. Aku terlalu cuek. Jerry menepuk pundakku dan Alice.
"Loncat lu loncat!" seru Alice kaget, dia memang latahan.
"Jangan ngagetin! Kau bisa bikin aku mati!" gerutuku kesal.
"Haha, terserah. Kupikir kalian tak akan datang," kata Jerry.
Aku tak menanggapi. Aissh! Kakiku sakit sekali. Aku melihat, ternyata Ashley, si sombong dan sok berkuasa. Ia memakai hak tinggi, jadi sakit jika ditiban. Aku menendangnya.
"Jangan ganggu aku!" seruku.
Ashley tersenyum sinis. "Ternyata Scamander 'Gila' ikut ke kebun binatang. Ah, ya, dia kan bertemu saudaranya,"
Tanpa berkata apa-apa, aku melempar wajahnya dengan kertas.
"Hanya segitu?" tantang Ashley.
"Maumu apa, sih?" tanyaku kesal, aku tak mau ada masalah hanya karena si Sombong ini.
"Tidak melihatmu lagi, si gila Scamander," ejek Ashley.
Aku menjambak rambutnya yg rapi. "Diam! Kau lebih gila dari aku. Kau tahu aku gila, kenapa masih mendekatiku?! Hanya orang gila sejati yg mau mendekati anak gila lainnya,"
Ashley merenggut kesal, lalu pergi.
"Kau tak apa, July?" tanya Alice khawatir.
"Tak apa, Alice. Gadis sombong itu memang menyebalkan!" jawabku.
Lupakan soal Ashley! Sekarang, aku telah berada di dalam bus. Di bus, kursinya tersusun 3. Aku, Alice, dan Jerry duduk sebaris.
"Eish, kenapa kau lagi, sih?" tanyaku pada Jerry, kesal bertemu dengannya terus.
Jerry tersenyum usil. "Aku ingin mengusili kalian," jawabnya.
Alice hanya tertawa. Aku sengaja duduk di dekat jendela. Bukan karena Jerry, melainkan aku mabuk darat. Sepanjang perjalanan, Alice dan Jerry terus berceloteh. Aku hanya diam, menahan muntah.
"Haha, eh July. Kok kamu diam saja?" tanya Alice.
Aku menggeleng sambil menutup hidungku dengan sapu tangan. "Aku mabuk darat,"
"Aku baru tahu kau mabuk darat," komentar Alice.
Uuh, aku tak minat bicara sama sekali. Mencium bau bensin, atau mobil membuatku mual. Syukurlah, kami sudah sampai. Aku langsung turun dari bus, tak ada niat untuk duduk-duduk sebentar. Bisa-bisa, aku muntah *maaf.
Alice dan Jerry turun menghampiriku.
"Kamu turun duluan? Tadi, Mrs.Qeila membagi ke regu-regu. Aku, Jerry, dan kamu, satu regu! Regu Mrs.Qeila," jelas Alice.
"Oh.." Aku hanya mengangguk.
"Berita bagus, Ashley tidak masuk ke regu kita," sambung Jerry gembira.
Aku tersenyum senang. "Hei, tapi ada juga berita buruk. Putra, juga masuk regu kita," potong Alice.
Ah? Putra? Menyebalkan! Dia anak paling badung di sekolahku, bukan kelas. Kalau ia ditinggal 1 jam, sendirian. Mungkin sekolah kami sudah hancur olehnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar