Selasa, 31 Mei 2016

Quotes~ (I)

Ehehe, halo~!
Hari ini gue ngepost lagi... tapi post ini rada gak jelas sih.
Di post kali ini gue pengen ngepost quotes-quotes (eh, bisa dibilang quotes nggak sih ya?) yang gue dapet dari koleksi di Google+. Rerata sih dari Anime Feels More sama R.Ujanthan. Jadi creditnya sama mereka ya~ Gue cuma ngepost aja (sekalian gue nerjemahin hehe)
Jadi, check it out~

--------------------

"Even if things are painful and tough, people should appreciate what it mean to be alive."
("Sekalipun sulit dan menyakitkan, orang-orang harus menghargai arti hidup mereka.")
--- diambil dari R.Ujanthan

"No matter how harsh and painful your life is right now. Someday... someday, a day will come when you can smile everyday."
("Tak masalah seberapa keras dan menyakitkan hidupmu sekarang. Suatu hari... suatu hari, akan datang hari dimana kau bisa tersenyum setiap harinya.")
--- diambil dari R.Ujanthan

"The only one should decide which path to follow is yourself."
("Satu-satunya yang harus menentukan jalan mana untuk diikuti adalah dirimu sendiri.")
--- diambil dari R.Ujanthan

"Those who don't give up no matter how many walls they run into, those are the one who'll make their dreams come true."
("Mereka yang tidak menyerah tak peduli seberapa banyak rintangan yang mereka lalui, mereka adalah orang yang akan mewujudkan mimpi mereka menjadi nyata.")
--- diambil dari R.Ujanthan


"Even if we forget the faces of our friends, we will never forget the bonds that were carved into our souls."
("Sekalipun kita melupakan wajah teman-teman kita, kita tak akan pernah melupakan ikatan yang terukir dalam jiwa kita.")
--- diambil dari R.Ujanthan

"Everyone want happiness. No one wants pain. But you can't make a rainbow without a little rain."
("Setiap orang menginginkan kebahagiaan. Tidak ada yang menginginkan rasa sakit. Tapi kau tidak bisa membuat pelangi tanpa ada sedikit hujan.")
--- diambil dari Anime Feels More

"Sometimes we need to forget some people from our past because of one simple reason they just don't belong in our future."
("Terkadang kita perlu melupakan beberapa orang dari masa lalu kita, karena untuk satu alasan, mereka tidak berada di masa depan kita.")
--- diambil dari Anime Feels More

"Sometimes I push you away because I secretly hope that you will pull me closer."
("Terkadang aku mendorongmu menjauh karena diam-diam aku berharap kau akan menarikku mendekat.")
--- diambil dari Anime Feels More

"Good friends are hard to find, harder to leave, and impossible to forget."
("Teman yang baik sulit ditemukan, lebih sulit ditinggalkan, dan tidak mungkin dilupakan.")
--- diambil dari Anime Feels More

"Sometimes the best memories are sad because you know they could never happen again."
("Terkadang kenangan terbaik terasa menyedihkan, karena kau tahu itu tak akan pernah terjadi lagi.")
--- diambil dari Anime Feels More

"When I started to love you, you went away. When I'm trying to forget you, you came again. Why?"
("Ketika aku mulai mencintaimu, kau pergi menjauh. Ketika aku mencoba melupakanmu, kau datang kembali. Kenapa?")
--- diambil dari Anime Feels More

"You can fake your smile, you can fake your tears, but you can never fake your feelings."
("Kau bisa memalsukan senyummu, kau bisa memalsukan air matamu, tapi kau tak akan pernah bisa memalsukan perasaanmu.")
--- diambil dari Anime Feels More

"It takes a lot of efforts to make someone like you. But it only takes one mistakes for them to hate you."
("Butuh banyak usaha untuk membuat seseorang menyukaimu. Tapi hanya butuh satu kesalahan untuk membuat mereka membencimu.")
--- diambil dari Anime Feels More

"I'm always there for you. I was there when you cried, when you were scared, when you were lost, I cared about you. So tell me, where were you when I was crying?"
("Aku selalu ada untukmu. Aku ada ketika kau menangis, ketika kau ketakutan, ketika kau terpuruk, aku peduli padamu. Jadi beritahu aku, di mana kau ketika aku sedang menangis?")
--- diambil dari Anime Feels More

"Meeting you was fate, becoming your friend was a choice, but falling in love with you was beyond my control."
("Bertemu denganmu adalah takdir, menjadi temanmu adalah pilihan, namun jatuh cinta padamu berada di luar kuasaku.")
--- diambil dari Anime Feels More

"I wish I could give you my pain just for one moment. Not to hurt you, but to make you understand how much you hurt me."
("Kuharap aku bisa memberimu rasa sakitku untuk sebentar saja. Bukan untuk melukaimu, tapi untuk membuatmu mengerti seberapa banyak kau melukaiku.")
--- diambil dari Anime Feels More

-------------

Se-le-sai!
Buat hari ini segini dulu ya~ Besok gue post lagi kok.
Btw, ini jadinya quotes atau apa ya? Gue bingung hahaha.
Credit buat R.Ujanthan dan Anime Feels More. Terjemahan ancurnya sih punya gue ya hehe.

Sekian, semoga bermanfaat!

Senin, 30 Mei 2016

Halo!

Halo!
Lama nggak ngepost di sini hehe. Maaf ya~
Oh iya, gue udah selesai UN dong~ *udah lama sih* Alhamdulilah nggak sesusah dugaan gue... walau matematikanya bikin gue pengen nangis, tapi untungnya bisa gue selesain. Tinggal nunggu hasilnya aja nih T.T Semoga aja bagus~ Dan buat yang kemaren UN, semoga kita lulus 100% dan bisa diterima di SMA/SMK yang kita pengen ya ^^

Gue rada bingung sebenernya mau nulis apa di post kali ini... Ah, gue cerita soal kemarin aja kali, ya? Udah lama juga gue gak nulis jurnal di sini hehehe.

Jadi kemarin itu gue sama temen gue, panggil aja Asagi (bukan nama asliii), main ke Pondok Gede. Awalnya sih pengen ke MM aja biar hemat ongkos, tapi nggak jadi.

Gue berangkat ke Lampiri (kita janjian di sana) jam 9. Jam 9 lewat, sih. Gue nungguin Ibu gue soalnya, sekalian dia berangkat kerja jadi ya bareng aja. Nyampe Lampiri jam berapa ya... Setengah sepuluh kali ya? Atau lebih? Macet soalnya! Ih, gue gak nyangka bakal macet begitu.

Nyampe di Lampiri, gue rada bingung nyariin si Asagi. Lah taunya dia ada di seberang. Ya udah gue nyebrang nyamperin dia, dan kita berangkat deh ke Pondok Gede.

Di angkot gue ama Asagi ngobrol... dan topiknya rada belok. Uhuk. Tau deh itu penumpang di angkot pada ngerti gue ama Asagi ngobrolin apaan atau enggak. Kita rada berisik juga, sih. Terutama suara ketawa gue yang kalau kata Asagi nyeremin.

Begitu sampai di Pondok Gede, gue beneran kayak anak ilang karena gue sama sekali gak pernah ke sana. Jadi ya, gue celingak-celinguk. Pondok Gede, gimana ya... Agak mirip Kp.Melayu ama Jatinegara sih kata gue. Kata gue, ya. Kalau nggak setuju ya udah.

Gue sama Asagi terus ke... duh, itu apa sih. Pasar atau mall sih? Gue gak baca tulisannya soalnya. Apalah. Pokoknya di situ ada Gramedia ama bioskop XXI. Gue ama Asagi lewat pintu samping. Naik tangga yang nyambungnya ke Matahari. Eh iya, itu Matahari apa Pojok Busana ya? Gue lupa.

Gue diajak Asagi naik tangga lagi. Terusssss, dan kita sampai di Gramedia. Di Gramedia, gue ama Asagi mencar. Dia baca novel, gue liat-liat komik. Sempet baca juga sih di sana, hehe. Gue iseng baca HunterxHunter volume 24 (aaaaaa gue ketinggalan HxH banyak banget) dan... gue malah baper. Nggak ada adegan sedih, cuma... cuma... gue terharu aaaaaaaa. Nggak mau spoiler, pokoknya gue terharu uwwaaaaaa.

Tadinya mau sekalian baca volume 25, tapi nggak ada yang dibuka. Masih plastikan semua. Ya udah, gue cari komik lain. Gue nyari No.6 volume 9, nggak taunya ada di depan, yang meja biasa buat naro buku baru tuh. Sebenernya pas di situ gue heran. Itu meja buku baru dua biji dipepetin ke rak komik. Terus banyak bocah di situ. Gue heran, tapi belum curiga.

Gue ke sela dua meja itu (jadi posisi gue sekarang diapit dua meja buku baru) dan nyari No.6. Ketemu, yaaayy~ Dan pas gue nengok...

... lah, jalan buat keluarnya didudukin bocah.

... terus ada om-om pake mic ngomong soal lomba mewarnai.

... lah gue kejebak di antara bocah-bocah itu.

...

... kampret.

Karena gue ngerasa gue bakal keliatan bego banget kalau nyasar di antara bocah-bocah itu, gue pun buru-buru keluar (setelah permisi ama bocah yang duduk di jalan keluarnya) dengan gak tau malunya karena itu om-om udah ngoceh pake mic dan emak-emak pada nonton.

... persetan lah.

Gue ke deretan novel horror, nyari Asagi, tapi dianya gak ada. Ya udah gue ke bagian buku-buku horror. Kebetulan banyak yang udah dibuka. Gue baca yang judulnya "Kisah-Kisah Horror dari Korea" atau semacam itu lah.

Dan pas gue lagi serius-seriusnya baca, Asagi ngagetin gue dari belakang.

... untung mulut kasar gue gak kambuh. Gue cuma loncat dan mekik dikit, dikit doang. Asagi nyengir. Dia bilang dia nyariin gue, tapi gak ketemu. Katanya, dia curiga gue nyasar di antara bocah-bocah yang lagi nungguin hasil lomba.

... emang nyasar sih.

Gue ama Asagi terus baca, duduk di lantai. Gue capek, plis. Meski di lantai ada tulisan nggak boleh duduk, tapi ya... tapi kan... namanya capek mau gimana. Lagian gue juga beli, kok, nggak numpang baca doang.

Ada beberapa buku yang gue baca... kebanyakan sih depannya doang. Gue keburu pegel kalau baca semuanya. Tapi tapi tapi, ada satu yang bikin gue pengen namatin. Judulnya "Gadis Jeruk". Bukan novel horror, btw. Jadi ceritanya tentang seorang anak laki-laki yang nemuin surat dari ayahnya yang udah meninggal sebelas tahun lalu, dimana surat itu ditujuin buat dia. Surat itu ditemuin neneknya di kereta dorong dia. Nggak taunya, ayahnya emang udah nulis surat itu dari lama buat dibaca dia.

Di surat itu, ayahnya nyeritain tentang gadis jeruk yang pernah ditemuinnya. Ayahnya ketemu gadis itu di... apaan ya, kereta apa trem sih, lupa gue. Jadi gadis itu bawa sekantong jeruk beberapa kilo. Karena kejadian apa gitu, ayahnya nggak sengaja bikin gadis itu ngejatohin jeruknya. Jeruknya gelinding kemana-mana, dan yang diselametin cuma bisa dikit. Gadis itu mau nangis, tapi akhirnya dia ambil satu jeruk dari tangan si ayah dan pergi.

Gue cuma baca sampai situ... dan gue penasaran.

Ahhhh gue pengen nabung terus beli itu novel ;-; Semoga aja nggak kehabisan~

Jadinya kemarin gue cuma beli komik No.6. Gue ama Asagi baca sampai jam... setengah dua. Kita terus sholat.

Nah, nah... Pas ke mushola-nya, kan bangunannya kepisah dari mall/pasar/apalah namanya itu. Musholanya ada di tengah lapangan (?) bukan lapangan, apa yaaa namanya, pokoknya berumput gitu (?). Pas itu habis hujan, jadi becek.

Buat ke mushola itu kami lewat jalan yang rada... ribet. Soalnya di situ tanahnya lebih rendah. Asagi mesti berlutut dulu buat turun. Tadinya gue mau langsung loncat aja (bego emang. gue gak mikirin kemungkinan gue kepeleset gegara tanah merahnya licin), eh baru gue mau loncat, si Asagi... ngulurin tangannya ke gue. Iya. Kayak gentleman yang ngulurin tangan ke cewek yang mau turun dari kereta kuda.

... gue sempet diem beberapa saat. Sempet mau ngegodain, tapi entar Asagi malah nurunin tangannya. Ya udah gue sambut (ceilah bahasanya) aja tangannya Asagi dan turun.

... dan gue berusaha melupakan kalau gue sempet liat Asagi jadi England yang ngulurin tangan ke gue.

... khayalan gue ketinggian. Oke.

Setelah gue ama Asagi sholat, kita makan. Kebetulan Asagi ada kupon diskon, jadi kita pake kupon itu. Kita sempet bingung saat ngebagi pembayarannya. Soalnya duitnya nggak pas semua sih. Sampai-sampai Asagi bilang, "Gue batal masuk akuntansi gini caranya mah. Duit ribet!"

Haha. Tenang, Asagi. Gue juga batal masuk akuntansi. Nggak mau gue urusan sama itung-itungan duit.

Habis makan, kita ke XXI. Rencananya pengen nonton. Tadinya pengen nonton The Conjuring 2, tapi hari itu nggak ada. Yang ada My Stupid Boss, X-Men, sama satu lagi apa gue lupa. Yang pasti gue ama Asagi nggak minat. Ya udah kita keliling-keliling aja, terus berhenti di... kayak senderan gitu, yang buat liat ke bawah itu lho. Di situ kita ngobrol aja.

Ngobrol tentang banyak hal. Kayak OC dia, atau cerita yang lagi dia garap, atau Bungou Stray Dogs, banyak. Agak lama di situ. Setelah pegel, Asagi ngajak gue beli crepes. Gue sih ayo aja. Kita terus ke tempat crepes yang deket ama tempat makan kita tadi. Gue sama dia beli yang rasa coklat keju.

Kami terus cari tempat duduk, tapi nggak ada. Kita akhirnya duduk-duduk di depan aja, di tangga-tangga kecil itu lho, yang biasa ada di luar pinggiran bangunan. Gue ama Asagi ngobrol... lagi. Oke, kayaknya jalan-jalan kali ini kebanyakan ngobrol. Aish, gue jadi inget Aulia. Udah lama nggak ketemu dan ngobrol sama dia.

Sekitar jam 4, kita pulang. Pas naik angkot 22, itu angkot berhenti tengah jalan. Katanya mau balik arah atau apa gitu, ya udah gue ama Asagi turun. Nggak bayar~ Soalnya Asagi sempet nanya (dengan nada yang uuuhhhh gak ramah), "Bayar, nih?!" Terus kata abangnya nggak usah. Hehe~ Bagus deh, Asagi~

Gue ama Asagi lanjut naik angkot 22 yang laen. Rada lama nungguinnya, mana pas itu gerimis pula. Tapi ya udah.

Gue ama Asagi turun di... di mana itu, gue gak tau lah nama tempatnya apa. Asagi cuma sampe situ, dia mau ke rumah neneknya soalnya. Yahh, jadi gue sendiri nih pulangnya...

Asagi nganter sampai di seberang tempat naik angkot. Tadinya dia nanya, "bisa nggak nyebrangnya? Mau dianter?" tapi gue jawab, "bisa kok, bisa!" Ya gimana. Meski gue rada takut nyebrang, tapi gue ga mau nyusahin dia mulu. Soalnya daritadi gue gak guna kayaknya... pas makan dia yang mesenin trus bawa nampannya, terus pas naik angkot gue yang di dalem dan dia di bangku deket pintu (... dia nyuruh gue masuk duluan), dan banyak lagi yang nyusahin...

Aish. Akhirnya Asagi balik. Gue nyesel sih kenapa nggak sempet meluk dia. Pengen meluk padahal, tapi di jalan raya gitu... uh, pas lulus-lulusan aja deh.

Gue nyebrang dan nungguin angkot... tapi itu agak lama. Tapi untungnya ada. Itu langitnya udah gelap, mendung gitu. Gue sempet takut, mana gue belum pernah ke situ kan. Tapi untung dah, gue sampe di rumah dengan selamat~

Sampe situ aja sih jalan-jalan gue kemarin. Meski cuma kebeli komik satu, tapi gue seneng karena bisa jalan-jalan ama Asagi. Gue... kangen dia.

Uhh... cheesy banget ya kedengerannya. Haha. Bodo ah~

Sekiannn. Mungkin besok-besok gue bakal post lagi... Ya, mungkin /ditabok

Dahh~!