Kamis, 16 Mei 2013

Pict

Karena hari ini Mikan nggak ada kerjaan, Mikan share aja deh pict pict dan lirik lagu. Di post ini pict dulu!







Segitu dulu, deh. Mikan ngunggahnya kelamaan 1 foto aja. Besok besok lagi ya, bye~

Rabu, 15 Mei 2013

15 December ch.3

Rin : Oke, disclaimer-nya, Vocaloid itu milik Yamaha and Crypton FM. Bukan milik author gaje nan nggak pernah namatin fic-nya
Mikan : Padahal aku udah namatin 2 fic... *pundung*
Len : Kita mulai ceritanya!

- Normal PoV -

"Tapi kau harus makan! Aku akan segera memberimu tugas untuk membunuh seseorang," ucap Len.
"Siapa?"
"Orang itu... Shimoda Rinto."
Rin nyaris menyemburkan jus jeruknya (eh, author belum bilang ya kalau Rin ngambil jus jeruk?). Rin sangat kaget mendengar kalau orang yang pertama akan dia bunuh adalah ayahnya sendiri. Walau Rin sama sekali tak keberatan, sih.
"Kamu keberatan membunuh ayahmu sendiri, ya? Maafkan aku," ucap Len.
Rin cepat-cepat menggeleng. "Tidak apa-apa! Aku juga tidak menyayanginya, kok. Aku hanya bingung kalau misalnya ayahku dibunuh, aku bisa jadi tersangka utama dan dipenjara! Bagaimana?"
"Kalau kamu pandai meletakkan mayatnya dan pandai membuat alasan, pasti tak akan dicurigai," jawab Ted.
"Uhm, tapi kalau membunuh sekarang rasanya aku belum siap... Yah, aku malas kalau harus berurusan dengan polisi... Apalagi, kalau mereka bertanya dimana barang-barangku dan dimana aku akan tinggal, bagaimana?"
"Hum... Soal itu..." Ted berpikir keras. Memang cukup rumit. Rin bisa saja membunuh ayahnya dengan mudah, dan menyembunyikan mayatnya. Namun, menjawab pertanyaan dari polisi, tetangga, atau pun teman tak akan mudah.
"Tenanglah," kata Len. "Kami akan menanganinya. Iya kan, Ted? Kau tahu apa yang kumaksud?" Len menyeringai ke arah Ted. Ted merinding.
"I-Iya, Tuan Muda."
"Nah, bagus kalau begitu. Mungkin latihan 2-3 kali lagi bisa. Ted, bisa tinggalkan aku berdua dengan Rin?" pinta Len.
"Baik, Tuan Muda. Permisi," Ted meninggalkan Len dan Rin berdua di ruang makan (Mikan : Kyaaah! Berduaan di ruang makan! Coba di kamar! *Mikan kena timpuk readers karena mulai mesum tanpa ingat umur (?) )
"Hm, Rin. Boleh aku bertanya kenapa kamu tidak keberatan jika membunuh ayahmu?" tanya Len hati-hati.
Rin terdiam sesaat, kemudian tersenyum. Senyum kepedihan. Ia menarik napas dalam, kemudian menghembuskan pelan-pelan. Mengingat kenangan-kenangan menyakitkan saat bersama ayahnya. Len menunggu dengan sabar.
"Ayahku... Tidak pernah memperdulikan Ibuku dan aku."
Flashback On
"Jaa ne, Miku-chan!" Seorang gadis berambut honey blonde melambaikan tangan pada seorang gadis berambut teal.
Gadis berambut teal itu - Miku - balas melambaikan tangan. Gadis yang berambut honey blonde - Rin - segera masuk ke dalam rumahnya yang ber-cat oranye.
"Kankermu kumat lagi, heh?!"
Suara marah Tou-sannya menyambut Rin ketika ia masuk ke rumah. Di ruang keluarga, tampak kedua orang tuanya. Sepertinya sedang bertengkar. Kaa-chan Rin - Lily - terduduk di lantai, memegangi selembar kertas. Sementara Rinto berkacak pinggang marah.
"Kenapa bisa kumat?! Kau pikir aku tidak lelah kalau kau sakit?! Dan kau pikir tidak menghabiskan banyak uang untuk berobat?!" marah Rinto.
"Maafkan aku, Rinto. Aku memeriksanya ke dokter tadi, dan benar kankerku kumat lagi," Lily tertunduk.
"Wanita tidak berguna! Kau hanya menyusahkanku saja! Kenapa tidak mati, heh?!" Rinto akan menampar Lily, namun Rin segera berlari melindungi Lily.
"Akh!" pekik Rin, memegangi pipinya yang merah akibat tamparan Rinto.
"Rin!" Lily langsung memeluk Rin dan menatap Rinto dengan marah. "Kau, sialan! Kau menampar anakmu!"
"Anakku? Aku tak butuh anak seperti dia! Dia sama sepertimu, wanita sialan!"
Air mata mengalir dari mata aquamarine Rin. Ia merasa sangat sakit hati dan kecewa terhadap ayahnya. Rinto menatap Rin dan Lily sinis, kemudian pergi keluar rumah.
"Hiks... Kaa-chan..." tangis Rin.
"Ssh.. Jangan menangis, Rin-chan..." Lily mengusap pipi Rin yang merah.
"Kaa-chan sakit apa? Kenapa tadi Tou-san marah?" tanya Rin sesenggukan.
Lily terdiam. Ia ragu untuk mengatakan pada anak semata wayangnya bahwa kanker darah yang dulu pernah ia idap kambuh kembali. Apalagi, kata dokter tadi, kemungkinan sembuh hanya sedikit.
"Tidak apa-apa kok, Rin... Kaa-chan tidak apa-apa..."
"Kanker? Kaa-chan sakit kanker?"
"Iya..." Lily hanya tersenyum.
"Kanker itu berbahaya, Kaa-chan?" tanya Rin yang belum tahu soal kanker.
"Tidak kok, pasti bisa sembuh... Kaa-chan pasti sembuh!" Lily menyemangati Rin, walau ia tahu tak ada harapan lagi.
Dan mulai sejak itu, Lily semakin sering muntah darah, mimisan, atau pingsan. Walau begitu, Lily menolak untuk berobat kalau Rin meminta. Lily tahu, umurnya tak panjang lagi. Diobati atau tidak. Maka, malam itu Lily meminta Rin menemaninya di kamar.
"Rin-chan sayang... Cita-cita Rin mau jadi apa?" tanya Lily sembari mengelus Rin yang ada di pangkuannya.
"Rin mau membalas Tou-san! Rin melihat Tou-san membuat Kaa-chan sedih. Jadi, Rin mau gantian membuat Tou-san sedih!" jawab Rin.
Lily tersentak mendengar cita-cita anaknya. Sangat tidak biasa untuk anak 9 tahun. Balas dendam.
"Rin-chan jangan begitu... Itu perbuatan tercela, Rin-chan... Kaa-chan enggak apa-apa, kok..."
"Tapi Kaa-chan..."
"Jangan ya, Rin?"
"Enggak janji," kata Rin nakal.
Lily menghela napas. "Kalau begitu... Rin harus janji sama Kaa-chan, kalau Kaa-chan nggak ada, Rin bisa ngelakuin apapun sendiri. Oke?"
"Kaa-chan kenapa bertanya begitu? Kaa-chan... Kaa-chan mau pergi?"
Lily tersenyum. "Jangan menangis ya, Rin..."
Rin diam. Ia memang tak menangis, belum. Suara pintu didobrak terdengar jelas. Dan saat itu pula, terdengan suara Rinto dan suara wanita. Pintu kamar Lily terbuka.
"Tou-san?" kata Rin heran, melihat ada 2 wanita dibelakang Rinto.
"Jangan panggil aku Tou-san. Sekarang kalian, pergi dari kamarku! Terutama kau, Lily," Rinto menarik Lily dan mendorongnya keluar.
"Kaa-chan!" seru Rin, berlari menghampiri Kaa-channya yang terbentur tembok. Rinto menyeringai, kemudian mengajak kedua wanita itu masuk kamar dan menutupnya.
"Kaa-chan..." Rin menangis, melihat Lily yang terbaring lemah. Lemah karena terbentur, dan karena sakit kanker yang dideritanya semakin ganas.
"Rin..." ucap Lily lemah. "Jaga dirimu baik-baik, ya. Jangan kecewakan Kaa-chan. Tunjukan pada Tou-sanmu kau bisa menjadi wanita hebat," pesan Lily sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Perlahan, mata Lily mulai terpejam.
"Kaa-chan..." ucap Rin lemah. "KAA-CHAN!"
Flashback Off
"Jadi begitu ceritanya..." gumam Len.
Rin mengangguk. "Ya... Semenjak saat itu, aku sangat membenci ayahku. Aku ingin sekali membunuhnya, melenyapkannya, dan selalu berpikir andai dia tidak ada hidupku mungkin bahagia."
Len menghela napas, melihat gadis di depannya. Gadis ini bersungguh-sungguh. Mempunyai masa lalu yang kelam oleh seorang ayah, dan harus melihat Ibunya meninggal di hadapannya. Oleh ayahnya.
"Lalu... Kenapa Len membenci Shimoda Rinto?" tanya Rin, memecah keheningan.
"Itu karena... Dia juga telah membunuh Ibuku. Ibuku itu seorang penyanyi, ya penyanyi di bar, cafe, atau restoran. Dimanapun, asal ia bisa menyanyi. Walau begitu, Ibuku itu wanita baik-baik.
"Dan pada hari itu, di sebuah cafe, saat ia selesai menyanyi. Seorang lelaki - Rinto - menghampirinya dan menggodanya. Lalu mengajak ke hotel. Ibuku menolak, namun Rinto sangat marah. Ia mendorong Ibuku sehingga Ibuku terjatuh dan kepalanya menabrak ujung meja yang lancip. Kepalanya pendarahan hebat. Ibuku sempat dibawa ke rumah sakit, namun tak terselamatkan.
"Yang kutahu, Rinto sempat dipenjara 6 bulan, karena ia sedang mabuk saat itu. Walau begitu, aku tak akan melupakan dendamku padanya," Len menyudahi ceritanya.
"Kalau begitu, kita punya dendam yang sama, ya," komentar Rin. "Lalu, reaksi ayahmu bagaimana?"
"Dia... Tidak sedih ataupun apa. Ayahku malah menikahi wanita lain - Lola - yang ternyata selingkuhannya sejak lama," jawab Len. "Karena hal itu, Ayah jadi jarang di rumah dan aku hanya ditemani Ted."
"Wah, untung tidak terjadi apa-apa antara kau dan Ted, ya," kata Rin seenaknya.
Wajah Len memerah, marah. "AKU MASIH NORMAL!"
Rin tertawa terbahak-bahak. Ia puas mencandai Len rupanya.
"Hehe... Habis wajahmu mirip perempuan, sih," kata Rin.
"Mirip perempuan, katamu?" Nada suara Len terdengar sangat menyeramkan.
"E-Enggak kok, nggak," Rin buru-buru meralat. "Kau sangat keren, dan shota."
"TERKUTUK KAU SHIMODA RIN!"
Alhasil, terjadilah keributan di ruang makan sehingga barang-barang di situ berantakan. Dan alhasil pula, Ted yang membereskan semuanya XD

Other Place

"Jadi kau sudah tahu, siapa yang terpilih berikutnya?" tanya seorang gadis berambut magenta dikuncir 2 dengan gaya bor, kepada seorang gadis berambut keputih-putihan.
"Iya, Nona. Dia adalah Shimoda Rin," jawab gadis berambut keputih-putihan itu.
"Khu khu, menarik juga," Gadis berambut magenta menyeringai mengerikan. "Permainan sepertinya akan segera dimulai."


#Bersambung

ANTI THE∞HOLiC - Lyrics

Romaji Lyrics

[Saa! Hajimeyou ka mirai no shingan kantei wo]
[Aa! Damasareruna eien usobuku renkinjutsu ni]

Hajimari ha shitsubou ni yobisamasareta shinen
Yarinaoshi kuminaoshi katachi kaedo kakanni yorisou shuuen

Yoru wo suberu mamono no ou ha hitagokoro no kashaku ni tsuie
Tokashita kinki de katado rishi kami ha boukyaku no kanata he
Denshi no heiretsu jiga ha seisuu no ude ni hika re houraku
Shosen ha seimei no RULE itsudatsushita meisou
Inochi ayatsuru kamigami de sae izure kiesaru

Kotowari koushiki
Subete ha urakaesareru

Aa! Sekai ni shirushi itsuwari fushitemo
Aa! Hakai no tsumishiro tsuminagara ni kakikieru
Motometa no ha enchousen de ha nai
Kako mirai ima tsuranuku rei

(Lalala…)
Motsumono mo motazaru mo itsuka itarumichi no hate
Ikidomari tachidomari kisekitayori jisetsu toiu gu okasu

Yakusokusareta antei ha kentai ga subete kurai tsukusu
Tanjou shoushitsu orinasu bunka ha misekake no junkan
Rinne no renai tan ha ransuu akuma no zankou ni ochiru
= Shosen ha tokikakeshi RULE mokusatsushita tonsou
Toki wo ayatsuru kamigami de sae nogarerarenai

Unmei shinjitsu
Subete ha kakikae kanou no
(Shishitsu yokuatsu sakushu dangai kakusa kiun … sura)
SCENARIO

Aa! Agameta kako wo tojita enkan ha
Aa! Yagate yakikireru hakanai tanraku kairo
Wasureteita sekai toiu rifujin
Wa wo nuke mamieru risou no kai

Saa! Sekai wo kataru kagi wo funsaishi
Saa! Shikai to ken magou FAKE LOOP ni shuushifu wo
Rekishi no kusari kara tokihanatareta
Warera ni tsudzukumonotachi wo nozomi matou




Senin, 13 Mei 2013

Soundless Voice - Kagamine Len - Lyrics

Lyrics: hitoshizukuP
Composer: hitoshizukuP
Arrangement: hitoshizukuP
Singers: Kagamine Len

Seijaku ga machi wo
Tsutsumu yoru ni
Furisosogu shiro
Kazashita te no hira ni
Fureta shunkan ni toketeku
Hakanai HITO KAKERA

OTO mo naku tsumoru
HIKARI wo
Atsumete kimi ha warau
Ima donna OTO?
Kotaeta tte kimi ha mou nani mo
KIKOENAI

Kurushii tte itte kure yo

Sabishii tte itte kure yo
mukae ni yuku donna toko he mo...

ikanai de yo doko he mo
oite ka nai de... bokura zutto
futari de hitotsu darou...?

furitsumoru yuki to tomo ni
kieteyuku kimi wo
dakishimeru koto shika dekinai yo

kanau nara mou ichido dake
kimi no koe ga kikitai
mou ichido tada ichido dake....
yonde yo...

utsuro tte samayou
hitomi ni utsutta
HITO SHIZUKU

haiiro no SEKAI
tomatta mama yuki dake ga sotto
furisosogu

tsumetaku natte iku yo
modoranai sono KOE
tokeau koto mo yurusarenai
ore no KOE wo kiite yo mata waratte yo...
namida sae kare hate
kimi no koto
TOKASENAI...

kanau nara kono koe
subete ubaisatte
itoshii hito he to ataete kudasai

kimi ga inai sekai ni tada hitori
nokosareru no nara
kono mama...
issho ni...
kuchite iku yo

aishiteiru tada sore sae
ienai mama
towa ni
tozasarete yuku
kimi to no SEKAI

sakende mo todokanai yo
kimi no KOE ha mou... INAI

ah..

furitsumoru yuki yo douka
furitsudzukete zutto
kono mama subete ubaisatte yo

hakanai KOE no INOCHI goto
kakikeshite SUBETE

(katari hakanai inochi ha ten ni nobori toketeyuku yuki no shiro ni somaru
nani mo nokoranai yo tamashii sae NANI MO KAMO...)

Shiroku...

Kagamine Rin - Proof of Life - Lyrics

  Romaji Lyrics

Fuyu wo tsugeru kaze no koe ni
Mimi wo katamuke furueru karada
Tonari ni iru anata no iki
Shiroku natte samusou

Kotoshi mo mata inochi wa kare hate
Yagate kuru haru wo machi wa biru
Inochi no rensa wo kiki nagara
Mebuite yuku hikari no naka de

Kuchi de yuku sadame to
Wakatte nao tsuyoku
Iki shite ita iyo utatte itai

Watashi ni mo nani ka nokoseru to ii na
Watashi ga iki ta inochi no akashi wo…

Kanashii uta ni wa shitaku nai yo
Nee onegai ima kono toki dake wa
Waratte itai yo… anata no yoko de
Yasashii uta wo utatte itai

Ikudo me ka no fuyu wo koete
Yatto kizuita kono kimochi wa
Tsugeru koto wa deki nakatta kedo
Kokoro wa itsumo tsunagatte ita yo ne

Kurakute mienai yo…
Nani mo kikoe nai yo…
Kowai yo…
Kurushii yo…
Sabishii yo…

Nani mo kamo subete ga
Kiete yuku naka de
Anata no egao dake ga
Ima kienai…

Yasashii uta wo utatte ite ne
Kodoku na sekai ni tsutsumarete mo
Zutto soba ni iru yo wasure nai de ne
Anata wa itsumo hitori ja nai yo

Sabishiku nai yo anata ga iru
Dakishimete kureru atatakai te de
Kikoe nai keredo tsutawatte iru yo
Fureta yubisaki kara aishiteru…tte

Kanashii uta ni wa shitaku nai yo
Nee onegai ima kono toki dake wa
Waratte itai yo anata to tomo ni
Yasashii uta wo utatte itai
Anata ni sasagetai setsubetsu no uta
Saigo ni tsutaetai yo arigatou…

English Lyrics

 
The wind’s voice tells me of winter
My body shivers as I listen
You’re right next to me
Your breath seems white and cold

Life has withered away, too, this year
Before long, I’ve grown impatient for spring’s arrival
While listening to the chains of life
Continuing to bud in the light

My fate continues to rot away
I understand, but I remain strong
I want to breathe, I want to sing

It would be good if I can leave something behind
That says I have lived… a proof of my life

I don’t want to sing a sad song
Hey, I’m begging you, right now my only wish
Is to laugh next to you
I want to sing a gentle song

Several winters passed by
I finally realized this feeling
I can’t say it out loud but
Our hearts are always connected, right?

It’s dark, I can’t see anything…
I can’t hear anything…
It’s scary…
It’s painful…
It’s lonely…

While everything in me
Continues to disappear
Your smiling face
Still lingers…

You are singing a gentle song, right?
Even though we’re wrapped up in this world of loneliness
I’m always beside you, don’t forget
You are never alone

I’m not lonely because you’re here
You embrace with your warm hands
I can’t hear you, but I understand
The hands that you hold me said “I love you”

I do not want to sing a sad song
Hey, I’m begging you, my only wish right now
Is to laugh with you
I want to sing a gentle song
I want to dedicate it to you, a song of parting
In my last moment, I want to tell you…thank you

Credits :  http://izayoiscarlet.wordpress.com

Wish

Waktu kita
Hanya sebulan lagi
Hanya sebulan lagi, aku bisa melihatmu
Hanya sebulan lagi, aku bisa memandangmu dari pojok sambil tersenyum
Hanya sebulan lagi, sebelum kita berpisah

Aku tahu
Kau pasti tidak peduli
Kau tidak pernah memperdulikanku
Tapi, aku tak punya hak, bukan?
Aku tak punya hak untuk memaksamu memperdulikanku

Tidak

Asal kau tetap senang, aku pun turut senang
Walau kadang rasa egois ini merasuki hati

Tapi aku selalu punya keinginan

Ingin kau menjadi sahabatku
Ingin kau berada di sisiku
Ingin kau membuatku tertawa
Ingin kau, memperlakukanku seperti memperlakukan dia

Aku ingin

Jika memang kita ditakdirkan untuk bersama
Tolong dekatkanlah aku dan kamu
Jika memang kita ditakdirkan tidak bersama
Tolong buat aku melupakanmu
Tolong buat aku melupakan rasa sakit ini
Tolong buat aku bisa mengobati rasa sakit ini
Tolong...
Hilangkan rasa cintaku padamu
Agar aku tak terus tersiksa
Karena rasa cintaku padamu

Tapi, jika bisa
Tolong bahagiakan aku
Hanya untuk
Satu hari
Sebelum perpisahan itu memisahkan kita
Tolong...

Minggu, 12 Mei 2013

Penjelahan Hari Ini

Haii! Hari ini, Mikan mau cerita tentang penjelajahan (?) Mikan hari ini. Mulai dari sekolah, ya!
Mikan dateng ke sekolah jam setengah tujuan lah, tumben belum upacara. Mikan masuk ke kelas, dan kaget kelas Mikan masih dipake anak-anak kelas 3. Ya udah Mikan cari temen Mikan aja. Untungnya, Mikan ketemu sama Elin. Mikan sama Elin akhirnya ke kantin, dan ketemu temen-temen Mikan yang lain.
Nggak lama upacara, tapi Mikan dan temen-temen nggak upacara. Ya lah, wong udah kelas 6. Akhirnya kita santai-santai aja, ngobrol-ngobrol. Walau guru Mikan, Bu Maria, sempet negur harusnya dateng jam 8 aja. Yah, ini salah Mikan juga ngotot dateng kepagian.
Upacara selesai jam setengah 8. Mikan dan temen-temen Mikan (Elin, Kuciah, Azima) terus ngembaliin tempat pensil pinjeman sekolah. Maunya Mikan sih, sekalian balikin buku-buku paket Mikan. Harusnya dikumpulin hari Sabtu, tapi Mikan lupa.
Tapi sialnya, Wanti (yang ngumpulin buku paket) nggak masuk, kata Bu Maria. Yowes Mikan cuma ngembaliin tempat pensil. Mikan sebel banget, buku paket kan, ada 15! Jah, untung temen-temen Mikan (Elin, Kuciah, Putri) baik hati, mau bantuin ngebawain buku-buku Mikan.
Nah, terus Bu Maria suruh kita semua pulang. Mikan, Elin, Kuciah, Putri, dan April lalu rencana mau main. Terus, pas jalan main, ketemu ama si Wanti. Baru dateng rupanya. Ya udah Mikan balikin bukunya. Habis itu, kita ngelanjutin perjalanan ke taman dakdikbut.
Disitu, main ayunan aja sambil cerita-cerita. Bosen, akhirnya kami berunding mau kemana. April sih maunya ke warnet, tapi aku, Elin, dan Kuciah maunya ke TKken (TK Kencana). Kalau Putri, dia nggak mau jauh-jauh dan nggak mau pulang sendiri.
Setelah berunding, akhirnya kami sepakat ke TK Kencana. Aku bakal nemenin Putri pulang sembari nungguin jemputan.So, kami lalu jalan dan mampir di warung. Cuma buat beli es. Aku sendiri beli teh apel, favoritku itu.
Habis jajan, kami jalan ke TK Kencana.Tapi April nggak mau ikut, ya udah kami berempat aja. TK Kencana sebenernya lumayan jauh. Jauh banget, malah. Tapi kita malah jalan kaki, walau enggak capek-capek banget.
Sampe di TK Kencana, kan ada mainannya tuh, kita main-main aja disitu. Jungkat-jungkit, ayunan, panjat-panjatan, terowongan, kuda-kudaan, perosotan gurita, dll. Bener deh, kayak masa kecil kurang bahagia. Tapi enggak ada salahnya kan anak kelas 6 mainan anak TK?
Setelah bosen (bosen mulu) kami jalan-jalan muter-muter. Ngelewatin perumahan yang rumahnya bagus-bagus, keren istilahnya. Kayak istana. Ngelewatin Taman Toga yang isinya pohon obat-obatan. Sampe jalanan sepi yang bikin kami merinding.
Akhirnya, kami sampe juga di rumah Elin (lho, emangnya ngerencanain mau ke rumah Elin?) dan disitu kita santai-santai. Pokoknya asyik, deh. Jam setengah 12, kami pulang~
Itulah penjelajahan Mikan hari ini! Maaf ya, kalau terkesan terburu-buru. Karena Mikan kebanyakan lupa apa yang Mikan alami tadi.
Jaa~

Kagamine Twins Pict





Sabtu, 11 Mei 2013

My Playlist

Selamat siang! Konnichiwa! Hari ini Mikan mau nge-post lagu yang akhir-akhir ini ada di playlist Mikan sekaligus lagu favorit Mikan!
Yang pertama adalah... Servant of Evil! Soalnya... Lagu itu yang bikin Mikan jatuh cinta pada Len-chan :3 *killed
Well, selain itu, alasannya karena menurut Mikan PV-nya menusuk hati (?). Dan suaranya Len-oh-my-god-bikin-aku-teriak-teriak-nggak-jelas (?)
Yang kedua, adalah Romeo and Cinderella :3
Yang bikin Mikan jadiin ini lagu playlist karena... Lagunya perv *Mikan dibunuh -,-
Yang di atas salah, maksudnya karena lagunya asyik didenger. Dan asyik dinyanyiin. Pokoknya, gitu deh (?)
Terus terus, Regret Message! Alesan alesan, karena lagunya sedih walau Mikan nggak bisa nyayiinnya *ditimpuk
NAHH, TERUS... *Mikan dibom karena pake capslock
Bad End Night! Lagunya asyik~ Lumayan misterius karena suara Miku yang cempreng *lalu?!-,-* dan dipadu anggota-anggota Vocaloid yang lain terutama Len *killed
Terus!!! Magnet! Yeay, ini juga lagu favorit Mikan meskipun Mikan masih normal (?)
Well, mungkin cukup segitu dulu.. Jaa ne~

Kamis, 09 Mei 2013

Vocaloid Pict














My Favorite Pairing~

Selamat malam!
Malam ini, Mikan mau nge-post pairing favorit Mikan. Langsung aja, yuk!:3

RinxLen
 

Alasan Mikan suka pair satu ini adalah... Wajah mereka mirip! Dan lagi, Rin dan Len menurut Mikan cocok dipasangin. Dan Mikan emang suka pairing antar saudara. Bagaimana menurut kalian? 

Oz x Alice
Kalau alesan buat pair ini... Menurut Mikan mereka cocok dipasangin, dan mereka deket banget. Menurut kalian?


Rabu, 08 Mei 2013

Hola~

Ohayou! Selamat pagi! Guten morgen! Buongiorno! Bonjour! Good morning! *readers : semuanya aja lu sebutin -,-*
Oke oke, salamnya sudah cukup. Akhirnya Mikan kembali setelah berabad-abad tinggal muncul? Apakah kalian merindukanku? *dilempar printer
Oke oke, Mikan seneng banget karena UN SD udah selesai. Tinggal nungguin nem dan ijasah.
YAY!! HARI INI MIKAN LIBUR LHO!! *readers : SELURUH INDONESIA JUGA LIBUR KALI!! *banting Mikan *pundung
Sekarang, Mikan mau jelasin kesukaan Mikan. Yang pertama, si pisang coretshotacoret bernama Kagamine Len dari Vocaloid! Mikan tadinya nggak begitu suka sama si Len ini. Karena menurut Mikan suaranya aneh dan dia mirip cewek *dibanting Len
Tapi setelah Mikan liat PV Servant of Evil... Mikan seketika jatuh hati sama Len! Dan air mata meluncur di warnet ketika nonton Servant of Evil *malu2in, nangis di warnet -,-
Mulai sejak itu, Mikan rajin nyari lagu-lagu Len, foto-foto Len, semua tentang Len! Bahkan Mikan jadi suka warna kuning (ini sih sebenernya dari kakak Mikan juga) dan pisang >.<
Terus, yang Mikan lagi suka akhir-akhir ini.... Pandora Hearts! Ya, awalnya iseng-iseng beli komik Pandora Hearts di toko buku. Menurut Mikan, komiknya seru! Apalagi dilengkapi Oz yang coretgantengcoret *Mikan digampar
Walau Mikan sama sekali nggak ngerti ceritanya (Mikan dibuang) karena Mikan belinya dari volume 10 dan 12 *nggak beli volume 11
Makanya Mikan bingung cerita apaan. Tapi Mikan sih enjoy aja bacanya. Nggak peduli ceritanya apaan, yang penting asyik~
Di Pandora Hearts, Mikan paling suka... Oz! Dia keren.. *nosebleed
Terus, Break. Rambutnya itu lho... Nutupin mata, keren *plak
Terus Alice, entah kenapa dari awal Mikan ngeliat tokoh ini langsung suka.
Kalau Vincent... Menurut Mikan dia rada perv *Mikan digampar. Iya, soalnya dia bilang mau ngeliat Ada apa adanya. Berarti kan... Dia mau ngeliat i- *Mikan keburu di banting
Oke oke, kita ganti genre *plak
Yang lainnya, akhir-akhir ini Mikan jadi suka cerita genre shoujo ai atau yuri *Mikan dibanting ke laut
Tapi Mikan masih normal, lho! Serius, deh! Entah kenapa genre shoujo ai atau yuri nyaman dibaca. Walau kadang jijik juga, sih...
Fandom shoujo ai dan yuri yang paling seneng Mikan baca adalah Vocaloid. Kebanyakan sih, Miku x Luka. Padahal Mikan lebih seneng Miku x Rin.
Kalau soal lagu, Mikan paling suka Servant of Evil tentunya! Mikan juga suka lagu Romeo and Cinderella yang rada-rada perv *Mikan digaplok
Regret Message atau Message of Regret juga bagus. Lagunya sedih, penyelasan Rin untuk Len di evil series. Selanjutnya yang Mikan suka akhir-akhir ini, Bad End Night!
Menurut Mikan, lagunya lumayan misterius dan rada serem, apalagi suara Miku yang rada cempreng begitu *readers : lalu?!*. Tapi Mikan sih paling pasang kuping baik-baik pas giliran Len nyanyi. Suaranya, ya ampun shota banget! *Mikan dibunuh
Lagu Just Be Friend juga bagus, walau lagunya rada-rada berisik gitulah. Tapi terhibur oleh suara Luka yang bagus itu.
Kalau Prisoner... Hum, menurut Mikan nih ya, kurang bagus, sih. Tapi karena Len yang nyanyiin, Mikan download aja! XD *digaplok
Mikan juga suka lagu Strawberry Tart-nya SF-A2 Miki. Jujur nih... Soalnya Miki itu Vocaloid favorit Mikan setelah Len dan Rin.
Terus terus, Mikan juga suka banget lagu Magnet. Tapi, Mikan sukanya versi Kasane Teto dan Ruko *ntah Ruko apa, Mikan lupa *digampar
Oh ya, ngomong-ngomong soal Vocaloid, Mikan suka banget! Lagu-lagu kesukaan Mikan didominasi oleh lagu-lagu Vocaloid. Mikan pertama kali kenal Vocaloid dari page-page Facebook. Pertama tahu sih Hatsune Miku, terus si kembar Kagamine.
Yang paling Mikan suka jelas aja Kagamine Len. Kedua Rin, terus Miki. Habis itu Kaito, Miku, Luka, dan Teto. Tambah satu lagi deh Mayu.
Alasannya. Kalau si Len, soalnya dia keren. Rambut pirang, mata biru, di-ponytail pula, mirip cewek, pendek, baju sekolahan (?), keren! Apalagi, suaranya *walau Mikan galau ketika tahu pengisi suara Len cewek.
Mikan paling jatuh hati banget sama suara Len di Romeo and Cinderella. Yang bait kedua dia nyanyi : "Higeki no Jurietto ni shinai de.."
Menurut Mikan, suaranya cowok banget! Gila, Mikan ampe ulang-ulang tuh bagian cuma buat dengerin suara Len.
Kalau Rin, hampir sama sih alesannya kayak Len. Cuma, menurut Mikan, Rin itu manis dan mukanya polos (?)
Kalau Miki... Dia rambutnya merah (?) Nggak tahu kenapa, pertama liat Miki, Mikan langsung suka ama Miki. Menurut Mikan, wajahnya cantik pendiem gimanaaaa gitu. Susah ngungkapinnya.
Soal Kaito, menurut Mikan (menurut Mikan nih, ya!) suaranya nggak begitu bagus. Mikan enggak suka suaranya Kaito, terlalu berat mirip bapak2 *plak
Tapi Mikan suka Kaito karena dia itu baka *Mikan dibunuh* dan suka makan es krim. Mikan akui, Mikan terpesona liat Kaito Append. Yang ini bukan?
Kayaknya sih yang itu, ya. Terus alasan Mikan suka Miku, karena dia... Hum, apa ya? Mukanya ceria gitu, Mikan suka yang ceria!
Soal si Luka, soalnya dia seksi dan op- *Mikan dibunuh berjamaah -,-
Oke, lupakan soal si Luka -,-. Pokoknya, Luka itu cantik dan suaranya bagus. Dan itu alesan Mikan suka Luka. Titik.
Si Teto, menurut Mikan rambutnya bagus. Suaranya juga. Dan wajahnya cantik *walau dia sering jadi antagonis di fic-fic
Kalau si Mayu... Tahulah kalian. Dia cantik *walau Mikan belum pernah denger suaranya*, yandere, dan bajunya bagus *apa hubungannya?! -,-
Yah, pokoknya itu alesan Mikan suka Vocaloid-Vocaloid itu. Sebenernya masih banyak, tapi Mikan males nulis -3-
Nah, Mikan sekarang mau share beberapa (dikit) foto Vocaloid yang Mikan cari sana-sini. 





Sabtu, 04 Mei 2013

15 December (part 2)

- Rin PoV -

Majikan? Apa katanya tadi? Dia menjadi majikanku? Yang benar saja! Lagipula, memangnya aku mengabdi apaan padanya?
"Majikan? Maksudmu apa?" ulangku heran.
"Ted, bisa kau jelaskan padanya?" kata Len pada lelaki berambut magenta itu, Ted.
"Baik, Tuan Muda," Ted memberi hormat. Ia menoleh padaku. "Nah, ayo kita ke perpustakaan. Aku akan menjelaskan padamu tentang semua ini."
Aku mengangguk saja dan mengikuti Ted ke perpustakaan. Aku tak tahu maksud dari semua ini apa. Walau begitu, setidaknya aku jadi telat pulang ke rumah. Sudah kubilang kan, aku malas di rumah berkat lelaki bajingan itu?
"Nah, ini dia perpusnya," ucap Ted begitu sampai di depan sebuab pintu besar. Ted membukanya, dan isi dari ruangan itu membuatku menganga kagum.
Bagaimana tidak!
Ruangan itu - perpustakaan - bagiku bukan perpustakaan biasa. Ada begitu banyak rak, dengan ratusan - oh, bukan. Ribuan buku berjejer disana. Ini bagaikan surga bagiku.
"Sugoi..." Aku berdecak kagum.
Ted mengambil sebuah buku tebal bersampul merah. Kemudian, ia berjalan menuju sebuah meja dengan 2 buah kursi disana.
"Silahkan duduk, Nona Shimoda," Ted menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Rin duduk.
"Rin saja, tolong," pintaku agak kesal karena dipanggil 'Nona'.
"Baiklah, Rin."
Ted menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan.
"Baiklah, ini mungkin cukup rumit. Jadi, dulu ada legenda. Bahwa setiap orang yang melihat bulan merah di tanggal 15 Desember akan menjadi pelayan sebuah keluarga. Bukan pelayan biasa. Pelayan ini disebut Assassino, yang artinya 'pembunuh wanita' dalam bahasa Italia.
"Assassino memang mengabdi pada keluarga tertentu, dan akan membunuh sesuai dengan perintah majikannya. Disebut assassino, karena semua yang terpilih adalah wanita.
"Yang sudah terpilih tak akan bisa lepas. Mereka akan terus mengabdi pada majikannya untuk selamanya." Ted menyudahi penjelasannya.
Aku masih menganga. Apa katanya tadi?! Menjadi Assassino - pembunuh wanita?! Untuk selamanya?! GILA!
"Aku tidak mau!" tolakku mentah-mentah.
"Mau tidak mau, kau akan tetap menjadi Assassino keluarga Kagamine," ucap Ted tenang.
"Aku tidak mau jadi assa apalah itu namanya! Pokoknya aku tidak mau jadi pembunuh! Aku murid sekolah baik-baik dan tidak mau terlibat tindakan kriminal seperti itu!" Aku menggebrak meja dengan keras.
"Tapi sebetulnya, ada seorang yang ingin sekali kau bunuh dan lenyap, kan?"
Perkataan Ted barusan membuatku terhenyak. Teringat kembali dengan masa laluku.
"Kalau kau jadi Assassino, kau boleh membunuh," kata Ted lagi."Aku boleh... Membunuh dia?"
"Siapapun, asal jangan Tuan Muda atau orang-orang yang dilarang untuk dibunuh," jawab berpikir sejenak. Hidup sebagai Assassino, membunuh, kedengaran begitu buruk. Namun... Untuk apa lagi aku hidup? Tidak ada. Ayahku tak pernah memperdulikanku.
"Baiklah... Aku... Akan menjadi Assassino keluarga Kagamine..." ucapku agak ragu,
"Memang harus begitu. Oh ya, kamar untukmu sudah kusiapkan."
"Kamar? Eh, jangan bilang aku harus tinggal disini," selaku cepat-cepat.
"Kau HARUS tinggal disini, Rin."
"Uh, baiklah. Tapi aku akan pulang dulu untuk mengambil barang-barang."
"Tidak usah," cegah Ted. "Barang-barang di kamarmu sudah kupindahkan kesini."
"SEJAK KAPAN!?" tanyaku dengan suara melebihi bel sekolah.
"BIASA AJA DONG NANYANYA!" balas Ted.
"SEJAK KAPAN KAU PINDAHKAN BARANG-BARANGKU, HEH?!"
"SEJAK PAGI, TAHU!"
"MEMANGNYA LELAKI ITU TIDAK MENANYAIMU?! DAN BAGAIMANA KAU MEMBAWANYA?!"
"TENTU TIDAK! KARENA KASANE TED MEMPUNYAI SIHIR LUAR BIASA, WUAHAHAHAHHA!"
"MANA ADA SIHIR JAMAN SEKARANG!"
"JELAS ADA!"
"NGGAK!"
"ADA!"
"NGGAK!"
"BERISIK!" Pintu perpustakaan terbuka keras, menampilkan sosok lelaki berambut honey blonde. Oh, ternyata dia si Kagamine Len, toh.
"Kalian ini ngapain sih teriak-teriakan?! Berisik banget tahu!" omel Len. Cih, dia jadi mirip nenekku yang suka ngomel-ngomel.
"Ma-Maaf Tuan Muda. Tadi kami hanya berdebat kecil," jawab Ted.
"Huh, ya sudah. Dia setuju kan, Ted?"
"Tentu saja," jawab Ted (lagi) sambil tersenyum.
"Kenapa kau tidak izin dulu kalian memindahkan barang-barangku kesini?!" Aku menuding Len.
"Kenapa harus minta izin? Kau Assassino-ku, Shimoda Rin," kata Len.
"Sebetulnya aku tak setuju," gerutuku pelan. "Tapi apa boleh buat. Ini lebih baik daripada... Aku harus mendekam di rumah."
"Ah iya! Memangnya kau tidak pamit dulu sama orang tuamu?" tanya Len tiba-tiba.
"Ayahku tak akan peduli kemanapun aku pergi," tukasku.
"Dan Ibumu... Sudah pergi?"
Aku hanya mengangguk-angguk.
"Ehm, baiklah, Ted. Antar dia ke kamarnya. Dan nanti sore, ajari dia memakai senjata," perintah Len.
"Baik, Tuan Muda."
Ted menarikku ke depan sebuah pintu megah. Hei, jangan bilang ini kamarku. Sebab kamar ini... LUAR BIASA!
Oke oke, kalian mungkin bilang aku berlebihan. Namun, kamar ini memang luar biasa untukku. Okay, dengarkan aku.
Pintu depan kamar ini berwarna emas bercampur merah. Hum, aku yakin ini emas asli. Dan pintunya juga dihiasi kristal-kristal berwarna. Oh, oke, ini terlalu mewah hanya untuk sebuah pintu kamar Assassino.
Masuk ke kamar, aku bisa kamar ini sangat luas. Nyaris seluas ruang kelasku. Dilengkapi sebuah kamar mandi ber-bath up dan dapur. Dapur dalam kamar? Well, ini tidak biasa.
Kamar baruku ini, berwarna emas merah. Yah, seperti pintu kamar. Bedanya, tak ada kristal-kristal disini. Tapi tak apalah. Ada sebuah kasur king size disitu. Dan... Barang-barang di kamarku!
Huh, ajaib sekali si Ted itu sehingga bisa memindahkan barang-barang di kamarku tanpa tanya-tanyaan dari Shimoda Rinto.
"Apa Rin cocok dengan kamar ini?" tanya Ted.
"Cocok, sangat cocok! Ini kamar yang bagus, Ted!" jawabku sambil melompat-lompat, seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan baru. Ted terkekeh pelan melihat tingkahku yang seperti anak kecil.
"Habis ini, aku akan mengajarimu memakai senjata," kata Ted.
"Senjata? Memangnya kau mau mengajariku memakai senjata apa?"
"Ayo, ikut aku ke ruang senjata," ajak Ted. Ia berjalan keluar kamarku, aku mengikutinya. Ternyata, Ted berjalan ke basement. Ruang senjata ada di basement, ya? Menarik. Seperti rumah mata-mata saja.
"Nah... Ini dia ruangnya," ucap Ted sambil membuka sebuah pintu besar berwarna coklat.
Begitu pintu terbuka, aku menganga. Begitu banyak senjata di sana. Pedang, pistol, senapan, kapak...
"Rin cocok dengan senjata yang mana?" tanya Ted.
"Uh... Yang mana, ya? Membingungkan! Lagipula, aku enggak begitu tahu soal senjata," kataku kebingungan.
"Rin pernah menggunakan senjata?"
"Cuma pernah pake senapan aja, sih. Ah! Aku pengen pake senapan! Tapi aku juga pengen pake pedang. Gimana dong?" celotehku.
Ted tersenyum lagi. Ia mengambil sebuah senapan, dan pedang panjang. Huh, jadi itu senjataku?
"Ini," Ted memberikannya padaku. "Senapan, dan pedang rapier."
"Jadi, aku punya dua senjata? Yeay! Senangnya!" sorakku gembira. Entah kenapa, rasanya senang sekali saat memegang senjata.
"Aku akan mengajarimu," Ted tersenyum.
Dan hari itu, aku belajar menggunakan senapan dan pedang rapier pada Ted. Lumayan menyenangkan dibanding harus belajar. Aha... Hari baru sebagai Assassino telah dimulai!

- Normal PoV -
Sore hari
Latihan menggunakan senjata pada hari pertama telah selesai Rin jalani. Ia keluar dengan mata berbinar-binar gembira.
"Menyenangkan sekali latihannya ya, Ted!" seru Rin.
"Iya. Kamu jangan bilang soal ini pada siapapun, ya? Sahabat, teman, keluarga, guru, atau siapapun. Semua tidak boleh," Ted mengingatkan.
"Iya iya, aku mengerti," Rin mengangguk-angguk.
"Nah, sekarang ayo kita ke ruangan Tuan Muda," ajak Ted. Yang diajak hanya mengangguk-angguk saja.
Rin dan Ted lalu berjalan ke ruangan Tuan Muda alias Kagamine Len. Di situ, Len sedang bermain PSP. Wow, ternyata seorang Kagamine Len juga mengenal PSP (Len : Jelas lah, author! Emangnya gue katro banget apa?. Mikan : Biasanya kan gitu... *dibunuh).
"Tuan Muda?"
"Oh, itu kau Ted. Dan assassino Rin," Len menoleh. "Bagaimana latihannya?"
"Lancar. Nona Shimoda mempelajari semuanya dengan cepat," jawab Ted.
"Baiklah. Ayo ke ruang makan! Aku sudah lapar," ajak Len.
Len bangkit dan berjalan ke ruang makan. Ruang makan tak begitu jauh dari ruangan Len. Ada sebuah meja makan besar dan makanan-makanan terhidang disitu.
Len menarik salah satu kursi. "Silahkan duduk, Rin."
"Eh?" Rin gelagapan. Ia cukup berdebar dengan perlakuan Len. "A-Arigatou," ucap Rin. Len hanya mengangguk dan tersenyum - yang bisa membuat author mimisan (Readers : "Kenapa nyambung ke author gaje itu?!). Oke, lupakan saja yang tadi.
Rin mengambil sebuah sandwich dan memakannya. Ia memang tak suka makan makanan berat.
"Kenapa hanya sandwich yang diambil?" tanya Len.
"Aku lebih suka makanan ringan," jawab Rin.
"Tapi kau harus makan! Aku akan segera memberimu tugas untuk membunuh seseorang," ucap Len.
"Siapa?"
"Orang itu... Shimoda Rinto."

Bersambung~

15 December (part 1)

- Normal PoV -

Tahukah kamu?
Bahwa setiap orang yang melihat bulan merah di pagi hari
Pada tanggal 15 Desember
Akan terpilih sebagai pelayan?
Bukan pelayan biasa
Bukan butler atau pun maid
Melainkan pembunuh
Pembunuh yang membunuh orang atas perintah tuannya
Tuannya, yang akan segera datang
Oh, bukan
Mereka yang akan datang pada tuannya
Dan mengabdi
Selamanya



Pagi yang lumayan dingin di tanggal 15 Desember. Terlihat seorang gadis berambut honey blonde dan bermata aquamarine sedang berjalan sambil memeluk jaket kuningnya. Kelihatannya, gadis itu kedinginan.
Ah, aku lupa memperkenalkannya. Namanya adalah Shimoda Rin. Anak kelas 7-2 yang bersekolah di Crypton High School. Gadis yang tak begitu populer. Walau begitu, sahabatnya adalah diva unggulan Crypton High School. Kalian bisa menebaknya? Yup, Hatsune Miku.
"Hm... Pagi yang dingin," gumam Rin sambil menghembuskan napas yang berasap terkena hawa dingin. Ia memandang langit, langit yang kelabu. Langit yang mungkin menjadi tempat tinggal Kaa-sannya sekarang. "Kaa-san..."
Rin segera mengusap air mata yang nyaris jatuh. Ia kembali teringat dengan Ibunya, Shimoda Lily yang meninggal karena sakit kanker di usia Rin yang baru 9 tahun. Namun, Ayahnya, Shimoda Rinto sama sekali tak peduli dengan Lily maupun Rin. Rinto malah memilih mabuk-mabukan dan bermain judi. Ayah yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, Rin lebih banyak diasuh oleh Paman dan Bibinya, Paman Gakupo dan Bibi Luka. Rin sudah menganggap mereka seperti orang tua sendiri.
"Rin!" Terdengar seruan dari sang diva, Hatsune Miku.
"Ah, Miku, Ohayou," sapa Rin hangat.
"Ohayou, Rin! Rin-chan hari ini imut banget pake jaket! Kyaaaa! Rin-chan imut!" Miku bersorak-sorak, bagaikan fangirl.
"Oh, berhentilah bertingkah seperti itu, Miku. Kau membuatku malu," gerutu Rin. Karena, sekarang hampir setiap pasang mata memandang mereka. Mungkin pikiran mereka : 'Kedua gadis itu lesbian, ya?'. Uh, menjijikan.
"Ehehe, maaf deh, Rin-chan. Hari ini Rin-chan bawa buku apa aja?" tanya Miku.
"Ya ampun Miku! Jelas dong, buku pelajaran hari ini!" jawab Rin agak jengkel, karena pertanyaan Miku agak konyol.
"Sama! Kyaaaa! Kita samaan mulu, ya!" Miku memeluk Rin sambil melompat-lompat. Dan membuat setiap pasang mata (kembali) memandangi mereka.
"Terserah kamu, deh. Yang penting, lepaskan aku!" pinta Rin.
"Oke, deh! Buat Rin-chan sayang, apapun juga kukabulkan!" kata Miku riang.
Rin yang mendengar 'Rin-chan Sayang' menjadi agak jijik. Uh, sahabatnya ini lesbian, ya? Rin dan Miku berjalan ke kelas mereka. Aha, mereka satu kelas dan satu bangku.
"Ohayou, Rin! Miku! Pagi ini dingin, ya? Tapi kurasa tidak akan dingin lagi karena ada pelajaran Meiko-sensei. Oh iya, menu makan siang hari ini sup, lho! Enak, kan?" sapa Mayu bertubi-tubi begitu melihat Rin dan Miku.
"Ya ampun, Mayu. Kalau bicara napas dong, napas!" kata Miku.
"Heheh..." Mayu hanya cengar-cengir.
Bel berbunyi. Semua yang di dalam kelas segera keluar dan berbaris di lapangan. Katanya sih, ada upacara penting. Dalam hati, Rin merutuki pihak sekolah yang seenaknya saja mengadakan upacara di pagi yang dingin ini. Sudah mana, mereka harus melepas jaket!
Ceramah Kepala Sekolah membuat Rin bosan. Ia lalu melihat ke atas, langit. Namun, ada yang berbeda. Ada bulan merah disana. Bulan merah?
"Bulan merah?" gumam Rin heran. "Miku, kamu lihat apa bulan merah diatas, nggak? Itu apaan, ya?" tanya Rin pada Miku yang ada di sampingnya.
"Bulan merah?" Miku mendongak. Dan di pandangan Miku sekarang, tidak ada apapun di langit kelabu itu selain awan gelap. "Tidak ada, kok."
"Ada! Itu!" Rin menunjuk-nunjuk ke arah bulan merah yang ia lihat.
"Nggak ada!" bantah Miku.
"A-"
"Shimoda-san! Hatsune-san! Jangan berisik selama upacara!" tegur Meiko-sensei.
"Iya, sensei," kata Rin dan Miku ketakutan. Wajar, sih. Meiko-sensei kan, guru killer di Crypton High School. Ia tak segan-segan menghukum muridnya. Hukumannya juga tak tanggung-tanggung. Seperti, membelikan sake, memberikan karcis 'Rumah Sake', mencuci baju-baju Meiko-sensei, dan hukuman-hukuman gila lainnya yang mengerikan.
Hah, guru yang tak patut dicontoh.
Rin masih menatap bulan merah itu. Tanpa ia sadari, Mayu menatapnya dengan tatapan tajam. Mulutnya menggumamkan sesuatu.
"Ternyata, ia yang terpilih..."

Someone Place
"Jadi, orang yang akan menjadi abdi keluarga ini, sudah ada?" tanya seorang berambut magenta, kepada seorang lelaki berambut honey blonde dan bermata aquamarine.
"Ya, ia sudah melihat bulan merah itu," jawab lelaki berambut honey blonde itu. "Cepat atau lambat, ia akan datang kesini. Pasti. Untuk mengabdi kepada keluarga ini... Dan menjadi pembunuh..."

7-2 Class
Sekarang, sudah nyaris jam 1 siang. Itu artinya, sebentar lagi bel pulang akan berbunyi. Beberapa anak tampak tidak sabar, beberapa lagi tampak begitu menikmati pelajaran, dan beberapa lagi tampak tidak acuh.
Rin terus mencatat penjelasan Haku-sensei yang sedang mengajar. Bukan. Rin bukan tipe anak rajin. Ia hanya senang menulis. Makanya, kalau ada kesempatan menulis - apapun itu, Rin akan sangat senang.
KRIIIINGG!
Bel pulang berbunyi nyaring, menyela pengajaran Haku-sensei.
"Baiklah anak-anak, karena bel sudah berbunyi, silahkan pulang," kata Haku-sensei.
Semua anak langsung membereskan barang masing-masing, dan berlari keluar kelas.
"Rin-chan, maaf ya, hari ini aku nggak bisa pulang bareng. Soalnya, aku ada acara keluarga..." sesal Miku.
Rin tersenyum. "Nggak apa-apa, kok. Aku bisa pulang sendiri."
"Beneran, nih? Aku jadi merasa bersalah. Maaf ya, Rin..."
"Betul, kok. Nggak apa-apa," kata Rin cepat.
Miku tersenyum. Ia langsung berlari pulang. Rin menghela napas, sementara beberapa anak menatapnya dengan pandangan aneh. Itu biasa bagi Rin. Rin yang dingin, membuat tidak ada yang dekat dengannya - kecuali Miku.
Rin menyeret (?) tasnya dengan malas menuju rumah. Ia tak pernah betah di rumah. Di rumah, selalu ada Otou-sannya yang membawa gadis-gadis pelacur. Dan itu membuat Rin muak. Makanya ia memilih jalan memutar, lewat perkebunan.
"Sigh... Kenapa hidupku begini, ya..." gumam Rin sambil terus berjalan. Ia merasa hidupnya tak berguna. Tanpa Rin sadari, ia berjalan menuju sebuah rumah besar nan megah. Itu bukan rumahnya.
"Heh?" Rin tersadar dari lamunannya. "Kenapa aku berada di depan rumah besar ini? Dan, dimana aku?"
"Kau tersesat?"
"HUWWAA!" Rin menjerit kaget.
Orang yang menegurnya menutup telinga. "Duh! Kau ini kenapa berteriak?!"
"G-Gomen..." ucap Rin sambil memperhatikan orang itu. Lelaki berambut magenta.
"Perkenalkan, namaku Kasane Ted. Aku butler keluarga yang tinggal di rumah ini. Kamu mau masuk? Tersesat, kan?" tawar Ted.
"Eh, aku..." Rin ragu-ragu.
"Tak apa-apa. Ayo!" Ted menarik Rin masuk ke rumah itu.
Rin tidak bisa protes, karena gadis itu sedang terkagum-kagum dengan ornamen rumah yang baru saja ia masuki. Begitu mewah. Jelas terlihat ini rumah orang kaya. Mereka akhirnya sampai di depan seorang lelaki berambut honey blonde dan bermata aquamarine.
"Kita sudah sampai di tempat Tuan Muda, Nona Shimoda," kata Ted.
"Eh, Tuan Muda?" ulang Rin heran.
"Ya, ini aku, Shimoda Rin. Mulai sekarang, aku, Kagamine Len, akan menjadi majikanmu."
"Majikan?"

#Bersambung