Jumat, 08 Maret 2013

Nayla's Secret (1)

Carly Pov--

   Hai, namaku Carly Carmelia. Umurku 14 tahun. Aku duduk di kelas 10. Aku ingin menceritakan pada kalian tentang adikku. Namanya Nayla Carmelia. Usianya 2 tahun lebih muda dariku, yakni 12 tahun. Ia sudah kelas 7.
   Yang kutahu tentang Nayla, dia itu ceria, tomboy, dan pandai. Sejak kelas 1, Nayla selalu mendapat peringkat 1. Makanya ia berhasil masuk SMP favorit.
   Rambutnya berwarna hitam pekat, dengan mata hitam yang sama pekatnya. Berbeda denganku yang berambut coklat dan bermata hitam pudar.
   Akhir-akhir ini, ada yang aneh dari Nayla. Ia sering termenung sendiri. Dan sering mengecek ponselnya. Kadang aku suka melihatnya menghela napas, kecewa. Nayla juga jadi tukang tanya ini itu. Tentang make up, nge-dance, dan sebagainya.
   Awalnya sih, kupikir ini wajar karena sudah menginjak masa remaja atau teens. Tapi, rasanya aneh kalau Nayla berubah drastis menjadi cewek feminim
   Nah, sekarang, Nayla sedang berdiri di ambang pintu kamarku.
   "Kak Carly," panggil Nayla.
   "Ada apa?" tanyaku.
   "Boleh ajari aku memotret?"
   "Untuk apa?"
   "Aku kepingin bisa memotret. Kalau nyewa guru kan, enggak mungkin. Aku inget Kakak suka motret, jadi aku minta ajari."
   "Memangnya kenapa? Tiba-tiba kok, minta ajarin motret. Kasih tau ada masalah apa. Ada perlombaan?" selidikku.
   "Aku... Mm.. Ikutan geng motret," jawab Nayla gugup. "Isinya anak-anak yang suka fotografi semua. Cuma aku yang enggak suka."
   "Ya ampun, Nayla! Kalau kamu enggak suka, ngapain gabung ke grup motret!" Aku geleng-geleng kepala, heran dekat tingkah adikku satu-satunya ini. "Memang anggotanya siapa aja?"
   "Eh? Mm... Bintang, Vivian, Tasya, Chaca, dan Ira," jawab Nayla agak gugup.
   "Itu teman-temanmu yang suka datang kemari, kan? Ya sudah. Nanti kuajari," putusku akhirnya. Aku memang suka memotret. Cita-citaku sendiri menjadi fotografer.
  Wajah Nayla menjadi cerah. "Terima kasih, Kak..."
  Aku mengangguk. "Ya sudah. Sekarang, kamu keluar gih. Aku mau ngerjain tugasku dulu," kataku setengah mengusir.
   Nayla mengangguk, lalu keluar kamarku. Hem, ada apa denganmu, Nayla?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar